Liputan6.com, Semarang Selain sebagai ‘penyedia’ kesejukan bagi kota Semarang yang panas, lereng Gunung Ungaran juga menjadi kawasan berbagai destinasi wisata alam menarik di Jawa Tengah. Salah satunya adalah Gedong Songo, kompleks candi Hindu peninggalan dari abad ke-8 masehi.
Saat kunjungan Liputan6.com, yang ditulis pada Selasa (14/7/2015), didapat informasi perihal sejarah keberadaan kompleks candi Gedong Songo di dataran tinggi Ungaran. Kompleks candi ini awalnya ditemukan oleh seorang peneliti berkebangsaan Belanda bernama Loten pada 1740. Nama Gedong Songo merupakan nama pemberian penduduk yang mempunyai makna 9 bangunan candi.
Advertisement
Keberadaan Candi Gedong Songo yang dibangun di kawasan dataran tinggi bukan tanpa sebab, sejak dahulu agama Hindu percaya, gunung adalah tempat tinggal para dewa. Keistimewaan Candi Gedong Songo lainnya adalah fungsi Parswadewata, yaitu persembahan kepada ruh nenek moyang, yang bersatu dengan Siwa dan disombolkan dengan Lingga-Yoni dikawal Dewa Durga, Ganesha, dan Agastya.
Menurut catatan Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala Jawa Tengah, Anatomi keseluruhan candi yang ada di kompleks Gedong Songo sama seperti candi Jawa pada umumnya, yaitu terdiri dari tiga bagian (kaki, tubuh, dan atap). Namun berbagai candi di kompleks Gedong Songo dibangun terpisah dan berundak sesuai tingkatannya.
Pada ketinggian 1.208 m terdapat Gedong I yang menghadap ke barat, di dalam biliknya masih tersimpan Yoni namun lingganya sudah tidak ada. Gedong II berada di posisi 1.274 m, pada posisi ini terdapat dua candi induk dan berhadapan dengan candi perwara yang sayang kini telah runtuh. Sementara Gedong III berada di ketinggian 1.297 m, gedong ini terdiri dari tiga bangunan, yaitu candi induk menghadap barat yang dilengkapi dengan arca, candi apit yang menghadap utara, dan candi perwara yang diletakkan di depan candi induk. Mahakala dan Nandiswara terdapat di kanan-kiri pintu candi.
Sementara Gedong IV berada pada ketinggian 1.295 m, gedong ini terdiri dari 12 bangunan yang terbagi tiga sub kelompok. Sub kelompok pertama terdiri dari candi induk dan delapan candi perwara, sub kedua terdiri dari satu candi perwara, dan sub kelompok ketiga terdiri dari dua candi perwara. Pada Gedong V terdapat candi induk yang diapit reruntuhan candi perwara, lokasinya berada pada ketinggian 1.308 m dan dilengkapi arca Ganesha.
Candi-candi tersebut dibangun dengan posisi berderet dari bawah hingga ke perbukitan. Konon posisi ini menggambarkan hierarki kesucian, yang berarti candi di atas lebih suci dari candi yang ada di bawahnya. Namun pendapat lain mengatakan, posisi candi yang demikian menggambarkan petunjuk suatu prosesi keagamaan yang dilakukan dari candi terbawah hingga ke paling atas dalam kebudayaan Jawa kuno.
(ibo/igw)