Liputan6.com, Jakarta - Jika hari-hari biasa banyak calo hilir-mudik, kini Terminal Kampung Rambutan menjamin bebas calo saat mudik Lebaran. Petugas terminal terbesar di Jakarta ini juga mengimbau masyarakat aktif melaporkan jika menemukan calo.
"Ya laporkan ke kami. Bawa ke ruangan saya, atau ke pos keamanan. Ada polisi di sana. Tentunya laporkan dulu dan tunjukan buktinya supaya bisa kita proses," kata Kepala Terminal Kampung Rambutan Laudin Situmorang di Jakarta, Selasa (14/7/2015).
Advertisement
Bukan hanya calo, kata Laudin, penjual tiket gelap pun dibersihkan keberadaannya. Saat ini tidak boleh lagi ada yang menawarkan bus kepada penumpang yang berujung pada ketidaknyamanannya penumpang.
"Itu juga sudah tidak ada tarik-tarik penumpang, rebutan penumpang. Penumpang itu raja, biar mereka cari dan pilih sendiri busnya dengan tarifnya masing-masing yang ditawarkan," ujar dia.
Penumpang yang masih awam akan keberadaan calo pun, kata Laudin, diimbau agar lebih cermat. Karena jika tidak, maka kerugian akan dirasakan penumpang itu sendiri.
"Orang PO itu selalu pakai seragam dan mengenakan ID card. Itu resmi. Sisanya kalau nawarin gitu bisa jadi calo," papar dia.
Bukan hanya itu, pemudik pun tidak perlu takut tidak mendapatkan bus dengan harga terjangkau. Karena sesuai aturan pemerintah, Laudin menjamin, penjualan tiket dengan tarif normal dan telah ditentukan tarif batas atasnya.
"Tarif atas dan bawah sudah ditetapkan sekitar Rp 95 ribu hingga Rp 115 ribu tarifnya untuk reguler. Tidak boleh ada yang menaikan. Tapi kalau eksekutif kita kembalikan ke kebijakan PO masing-masing, biar masyarakat yang memilih," ujar dia.
3 Pos Siap Jaga Kenyamanan Pemudik
Meski moda transportasi bus kini kurang begitu diminati para pemudik, namun Terminal Bus Kampung Rambutan terus berbenah diri menanamkan kepercayaan masyarakat menggunakan bus. Bahkan pihak terminal menyediakan 3 pos, untuk menjaga kenyamanan pemudik yang akan pulang ke kampung halamannya.
Pos-pos tersebut berperan penting untuk menjaga keselamatan pemudik ketika akan melakukan perjalanan. Karena melalui pos inilah semua instrumen mudik dikendalikan demi terciptanya rasa aman dan nyaman para pemudik.
"Pos pertama adalah tes urine para sopir bus. Jelas ini untuk memastikan seluruh sopir bus yang ditumpangi pemudik bebas dari alkohol dan narkoba," ujar Laudin.
Bahkan, kata Laudin, pihaknya tegas akan mencabut izin sopir untuk mengendarai bus yang mengangkut pemudik, jika terbukti mengonsumsi narkoba. Hal tersebut dilakukan untuk menekan angka kecelakaan bus yang disebabkan human error atau kesalahan manusia.
"Kedua ada pos pengujian kendaraan bermotor. Kita cek kendaraannya, kalau melanggar langsung kita tilang. Namun juga kita harus solutif. Misal kalau lampu mati, langsung kita suruh mereka cari lampu pengganti. Dan tidak boleh jalan sebelum dipasang. Kita cek kelayakan bannya. Serta lain-lainnya," lanjut dia.
Setelah ada pos pertama dan kedua yang dititik beratkan terhadap kesiapan armada dan awaknya, kata Ludin, pihaknya juga menyiapkan pos kesehatan. Pos kesehatan ini tersedia gratis untuk para pemudik yang mengalami gangguan kesehatan jelang keberangkatan ke daerah tujuan.
"Yang ketiga ada pos kesehatan. Kita menyediakan 6 pos kesehatan. Gratis untuk pemudik. Ada dari puskesmas, kecamatan, Suku Dinas Kesehatan, Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan, dan Jasa Raharja. Obat dan dokter semua gratis," pungkas Laudin.
Semua posko ini telah tersedia di Terminal Kampung Rambutan sejak H-14 hingga H+9 lebaran. (Rmn/Mar)