Liputan6.com, Jakarta - Mudik dengan sepeda motor masih menjadi opsi utama di masyarakat. Alasannya, mudik menggunakan sepeda motor dirasakan lebih efisien dari sisi waktu dan juga biaya.
Sebagian masyarakat terkesan masih menutup mata terhadap fakta sekira 70 persen dari kecelakaan pada masa mudik melibatkan sepeda motor. Hingga H-4 Lebaran tahun 2015 ini, sudah tercatat 723 kecelakaan, dengan korban meninggal dunia 152 orang berdasarkan data Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) POLRI.
Advertisement
“Tidak semua sepeda motor didesain untuk menempuh jarak jauh. Kebanyakan sepeda motor yang digunakan masyarakat sebenarnya adalah moda transportasi dalam kota untuk jarak dekat," ujar Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com.
Lebih lanjut, Edo membeberkan jika sepeda motor dari sisi peruntukannya tidak disarankan untuk mudik antar kota, bahkan antar provinsi. Selain itu, sepeda motor secara ergonomis tidak didesain untuk berkendara jarak jauh karena lebih ringkih dan berisiko.
Ia juga menambahkan jika masalah yang sering terjadi di lapangan adalah pengendara sepeda motor sering abai terhadap batasan waktu berkendara. Bahkan, diperparah lagi dengan rendahnya kesadaran dan pemahaman berkendara yang baik dan aman memicu tingginya angka kecelakaan lalin yang melibatkan sepeda motor.
“Disarankan setiap 3 jam berkendara sepeda motor, kita beristirahat selama 15 menit atau 30 menit. Hal ini berkaitan dengan menurunnya reaksi pengendara sepeda motor menghindari rintangan di jalan raya karena kelelahan otot mata dan tubuh,” tuntasnya.
(ysp/ian)