Liputan6.com, Jakarta - Penurunan berat badan bakal tercapai bila pelaku diet makan yang lebih sering, bukan tidak makan sama sekali. Sebab, tidak makan sama sekali tidak mungkin berhasil mencapai berat badan yang diidam-idamkan itu.
Memang, ini cukup berlawanan dengan pemahaman yang beredar selama ini. Namun, makan lebih sering adalah kunci efektif dalam mengendalikan kalori yang masuk. Frekuensi makan yang lebih sering tapi dalam porsi yang lebih kecil didapat melalui pembagian total kalori yang ditetapkan dengan frekuensi yang ditentukan.
Advertisement
"Apabila kalori yang ditetapkan itu berorientasi pada fat-loss, di mana kalori yang ditetapkan lebih terbatas dan potensi rasa lapar yang mungkin menyerang, maka kebutuhan makan lebih sering akan lebih membantu daripada jarang makan," kata Fitness Expert sekaligus Binaragawan Ade Rai.
Menurut Ade Rai, strategi ini juga berhubungan dengan kestabilan gula darah sebagai salah satu indikator napsu makan. "Gula darah yang stabil telah terbukti memberi kendali nafsu makan yang lebih baik daripada gula darah yang berfluktuasi (naik-turun) secara dinamis," kata Ade Rai menambahkan.
Makan lebih jarang, lanjut dia, menyebabkan gula darah alami naik turun yang membuat kita sulit mengendalikan rasa lapar. Sedangkan makan yang lebih sering, membantu menstabilkan kadar gula dalam darah, yang memudahkan kita dalam mengendalikan nafsu makan.
"satu lagi keuntungan yang didapat bila kita makan yang lebih sering dengan porsi yang lebih sedikit adalah suplai yang lebih konstan sepanjang hari, sehingga tubuh lebih bisa menyerapnya dengan lebih baik, bila dibanding dengan frekuensi makan yang lebih jarang tapi banyak," kata Ade Rai dikutip Health Liputan6.com pada Rabu (15/7/2015)