Perindo: Reshuffle Perlu Jika Menteri Tidak Bisa Bekerja

Terlebih, jika ada menteri yang tidak bisa mengikuti alur kerja Presiden Jokowi.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 16 Jul 2015, 08:14 WIB
Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo. (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idulfitri tinggal dalam hitungan jam. Selain sebagai momen istimewa umat Islam, perayaan Lebaran diisukan sebagai tanda reshuffle atau perombakan kabinet segera dilakukan Presiden Joko Widodo.

Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo, menilai reshuffle sangat penting dilakukan. Terlebih, jika ada menteri yang tidak bisa bekerja dan mengikuti alur kerja Presiden Jokowi.

"Kalau ada menteri yang kurang bagus, perlu di-reshuffle. Terlebih tidak bisa bekerja sama dengan baik dan tidak paham akan persoalan," ujar Hary Tanoe dalam dialog kebangsaan di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (15/7/2015).

Menurut dia, lambatnya pertumbuhan perekonomian Indonesia memang tidak lepas dari kinerja para pembantu Presiden dalam kabinet. Namun, peran Presiden untuk memberikan arahan menyeluruh serta menyatukan gagasan tiap kementerian juga tidak boleh dihindari.

"Reshuffle kabinet mungkin perlu, tetapi peranan orang nomor satu, peranan Presiden, itu yang paling penting," tutur Hary.

Pemerintah, lanjut dia, sebaiknya mengambil langkah yang tepat dalam waktu dekat guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Antara lain dengan meningkatkan investasi, menaikkan produksi dalam negeri, serta meminta bank untuk mengalokasikan kredit ke sektor produktif.

"Kalau tidak ada perubahan cepat, saya khawatir ada pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran, karena produksi lokal menurun. Pelaku usaha mikro bahkan banyak yang sudah gulung tikar," pungkas Hary Tanoe. (Bob/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya