Liputan6.com, New York- Pengobatan tumor cenderung membuat survivor atau penyintas kanker, terutama kanker payudara memiliki berat badan melonjak. Namun, penting disadari untuk menjaga berat badan stabil demi mencegah penyakit lainnya seperti diungkapkan penelitian terbaru.
Para ilmuwan menemukan mereka yang berhasil melawan kanker payudara dengan karakteristik sama (usia, menopause , dan faktor lain) cenderung meningkat berat badannya. Rata-rata naik 2 kg selama lima tahun.
Advertisement
Lalu, mereka yang pernah mengalami kemoterapi lebih mungkin dua kali lipat memiliki berat badan bertambah hingga 5,5 kg dibandingkan wanita yang diberikan terapi hormon dan tanpa kanker.
Kurang aktif karena merasa lelah dan kurang energik selama menjalani kemoterapi, disebut peneliti menjadi salah satu penyebab naiknya berat badan seperti yang ditulis dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention
Kesimpulan di atas ditemukan setelah mengikuti selama empat tahun wanita dengan kanker payudara. Pemimpin penelitian, director of clinical cancer genetics and prevention service dari Johns Hopkins Kimmel Cancer Center, Kala Visvanathan rencanyanya akan melanjutkan untuk mengikuti kehidupan wanita tersebut dalam periode jangka panjang demi mengetahui pola berat badannya.
"Tentu saja perawatan kanker adalah yang utama. Tapi penemuan ini menunjukkan adabnya perubahan berat badan, terutama wanita yang kemoterapi. Sehingga pemantauan berat badan penting, jika berat badan meningkat drastis penting untuk pengambilan langkah-langkah menjaga tetap stabil," teran Visvanathan dikutip laman Time (Kamis, 16/7/2015).
Peningkatan berat badan terkait dengan risiko yang lebih tinggi terkena penyakit kronis lain. Jangan sampai, gara-gara kenaikan berat badan sebabkan kematian akibat penyakit kronis.
Baca Juga: