Komisi VIII DPR Harap Penentuan Lebaran Gunakan Metode Sama

Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang isbat penentuan hari raya Idulfitri 1 Syawal 1436 Hijriah pada Kamis (16/7/2015).

oleh Gerardus Septian Kalis diperbarui 16 Jul 2015, 15:27 WIB
Santri di Masjid Jami Al-Musari'in Basmol mencoba melihat hilal di Kembangan Utara, Jakarta, Jumat (27/6/2014) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang isbat penentuan hari raya Idulfitri 1 Syawal 1436 Hijriah pada Kamis (16/7/2015). Sementara, Muhammadiyah telah menentukan Lebaran jatuh pada Jumat 17 Juli 2015.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid mengatakan, perbedaan mengenai metode penentuan yang digunakan oleh tiap organisasi masyarakat Islam tak perlu diperdebatkan.

"Memang ada perbedaan metode, tapi metode dengan kebesaran jiwa, bisa disamakan metode ilmu pengetahuan dan teknologinya," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (16/7/2015).

Dia berharap ormas Islam dapat bersatu untuk menentukan 1 Syawal dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan. Karena pada hakekatnya Islam mendorong umatnya menggali ilmu untuk kemaslahatan umat Islam.

"Untuk jangka panjang, saya mengimbau, kenapa kita tidak bisa menggunakan ilmu pengetahuan modern? Seperti misalnya kita menetapkan tahun masehi. Saya pikir, ini adalah keilmuan sohiq. Kita sudah modern kok ilmu pengetahuan astronominya, pakarnya sudah banyak," tukas dia.

"Ini kan bukan menyangkut barang yang haram dan halal. Ini untuk kemashalahatan umat," lanjut Sodik.

Politisi Partai Gerindra ini berharap, sudah saatnya ormas Islam Indonesia bersatu dan dan saling berlapang dada demi Islam yang rahmatan lil alamin. Islam yang bisa diterima dan bermanfaat bagi seluruh umat.

"Sekali lagi perbedaan di dalam umat Islam adalah rahmat. Sebuah yang menunjukkan kejamakan, tapi perlu kewibawaan dan kelapangan dada agar ada persatuan," pungkas Sodik. (Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya