Liputan6.com, Amerika Serikat Seekor burung jalak dirawat oleh seseorang sejak masih piyik. Sebagaimana dikisahkan dalam video unggahan Susan Hickman ini, semua bermula ketika ia menemukan sebutir telur burung jalak yang retak ketika berjalan-jalan di luar rumahnya pada 16 Juni 2014. Di dalamnya ada seekor bayi burung jalak yang masih hidup.
Wanita itu melihat ke sekeliling dan tidak menemukan sarang induk jalak. Ia kemudian memutuskan untuk membawa piyik itu pulang dan merawatnya, karena tidak tega melihat anak burung itu terlantar. Seseorang yang berpengalaman merawat burung mengingatkannya bahwa piyik itu mungkin tidak dapat bertahan hidup.
Advertisement
Selama dua minggu pertama, piyik itu harus disuapi setiap 20 hingga 30 menit sepanjang hari. Lama-lama, matanya membuka dan bulunya mulai tumbuh. Burung yang dinamai Klinger itu akhirnya belajar terbang, bisa makan sendiri, dan mandi.
Namun, burung itu tidak bisa segera dilepaskan ke alam liar karena tidak belajar dari burung-burung sejenisnya. Dalam keterangan videonya, dijelaskan bahwa hal ini terkait dengan penjejasan (imprinting). Dalam psikologi, penjejasan adalah proses pembelajaran khusus di usia dini di mana seekor hewan mengembangkan jati dirinya sebagai spesies.
Bukan hanya itu, sejumlah pengetahuan bertahan hidup hanya bisa diajarkan oleh induk burung jalak kepada anak-anaknya dan itu tidak dapat diajarkan oleh manusia. Untunglah, negara bagian tempat Klinger dibesarkan tidak melarang kepemilikan burung jalak sebagai hewan peliharaan.