Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata, Arief Yahya menyusun rencana pengalihan untuk meminimalkan dampak erupsi Gunung Raung di Jawa Timur dan Gunung Gamalama di Maluku Utara terhadap kunjungan wisatawan.
Ia mengatakan, pihaknya akan membuat rencana pengalihan (contingency plan) bagi penumpang pesawat via darat dan laut. "Ini berlaku bagi penumpang pesawat domestik yang akan kembali ke kota-kota terdekat. Karena moda transportasi darat (kereta api) dan laut (kapal laut) tak terganggu. Dengan demikian para penumpang pesawat domestik tersebut mendapat alternatif moda transportasi lain ketimbang terlunta-lunta menunggu di bandara sementara bandara ditutup karena abu vulkanik yang membahayakan keselamatan penerbangan," ujar Arief seperti dikutip dari Antara, Sabtu (18/7/2015).
Advertisement
Secara teknis, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan membina komunikasi bahkan bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait seperti PT KAI melalui Daop di wilayah tersebut dan PT Pelni yang memiliki armada kapal laut sesuai tujuan penumpang.
Ia menjelaskan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) hingga kini terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas abu vulkanik yang terjadi akibat letusan Gunung Raung, Bondowoso, Jawa Timur dan Gunung Gamalama, Ternate, Maluku Utara.
Kemenpar juga membentuk media center untuk menyalurkan informasi secara terbuka dan satu pintu. Pihaknya juga sekaligus membentuk Tim "Crisis Center" untuk mengantisipasi termasuk merekomendasi beberapa kebijakan yang perlu diambil segenap pemangku kepentingan.
Hal itu agar dampak letusan tidak menimbulkan kesulitan yang berarti bagi para wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus).
"Media Center dibentuk dengan melakukan pemantauan (monitoring) terhadap semua media yang mengangkat berita seputar letusan Gunung Raung maupun Gunung Gamalama, baik cetak, online, televisi, dan sosial media," kata Arief. (Ant/Ahm/Igw)