Liputan6.com - Kisah kedua saudara kembar ini mungkin akan berbeda jika tidak ada media sosial di dunia. Melalui Facebook, pertama kali Anaïs Bordier melihat video Youtube seseorang yang ia mencurigai tampak serupa dengannya.
"Aku selalu tahu bahwa aku diadopsi karena aku tidak seperti orang tua ku yang berrambut pirang dan bermata biru. Aku lahir di Busan, Korea Selatan, tetapi dibesarkan di Prancis. Catatan adopsi mengatakan aku lahir sebagai anak tunggal dari wanita muda yang belum menikah," ungkap Anais.
Namun, semua itu berubah sejak Desember 2012. Wanita yang mempelajari fesyen di London, Inggris, tersebut tertegun ketika temannya menggunggah sebuah video Youtube ke halaman Facebook Anais. Ketika menonton, tampak seorang wanita Amerika yang persis sama dengan dirinya. Ia merasa benar-benar identik kecuali dari logat berbicaranya saja.
Beberapa pekan kemudian, wanita tersebut menunggah trailer film dan menuliskan namanya `Samantha Futerman`. Mencari tahu lebih dalam, ternyata wanita tersebut lahir di Korea Selatan pada tanggal 19 November 1987 dan jelas sama dengan Anais.
"Aku terkejut dan langsung menelpon ibuku. Aku berpikir kami kembar dan aku pun memberanikan diri menulis pesan untuk Samantha," jelasnya kembali.
Selang beberapa waktu yang cukup lama, akhirnya Samantha pun membalas. Mereka pun bertukar catatan adopsi, bertukar foto, dan bercakap-cakap melalui Skype hingga memutuskan untuk memenuhi tawaran dari seorang spesialis dalam studi kembar di California State University, dr. Nancy Segal, untuk tes DNA.
Advertisement
"Saat pertama kami bertemu, aku sangat gugup dan canggung. Lama kelamaan, kami pun terbiasa dan menjadi diri sendiri. Anehnya, selera humor kami sama dan ia tak perlu menjelaskan dirinya, begitu pula saya, tetapi kami sudah saling mengerti," terangnya kembali. Malam menjemput, dr. Nancy pun memberitahukan hasil DNA mereka. "Anda berdua harus saling berpelukan, Anda adalah kembar identik".
Samantha pun akhirnya mencari tahu kontak ibu kandung mereka, tetapi dokumen adopsi ternyata benar-benar sudah dipalsukan olehnya. Meskipun demikian, kembar yang terpisah tersebut tidak begitu mempedulikan bagaimana mereka bisa terpisah dan alasan ibu kandung mereka melakukannya. Sebab, yang terpenting mereka kini saling memiliki.
(auf)