Liputan6.com, New York - Bank-bank di Yunani kembali dibuka pada Senin (20/7/2015), usai tiga minggu ditutup terkait masalah kebuntuan utang negara ini. Meskipun telah kembali beroperasi, namun pembatasan masih terjadi, seperti untuk transaksi transfer ke luar negeri.
Pembukaan kembali bank-bank di Yunani dilakukan setelah Bank Sentral Eropa berjanji memberikan bantuan dana darurat senilai 900 juta euro pada Yunani pada Selasa pekan depan. Negosiasi formal untuk dana talangan baru rencananya akan bernilai sebesar 86 miliar euro.
Negosiasi dapat dimulai kembali dengan beberapa parlemen Eropa termasuk Jerman yang akhirnya memilih membantu Yunani. Para pimpinan Eropa pekan lalu sepakat untuk menawarkan Yunani dana bantuan baru, dan itu merupakan langkah serupa yang telah tiga kali dilakukan Eropa sejak 2010.
Athena menyetujui penghematan sebagai syarat yang dituntut para kreditor guna menghindari kegagalan utang dan keluar dari Zona Euro.
Pada hari rabu pekan lalu, Perdana Menteri Tsipras juga memutuskan untuk merombak (reshuffle) kabinet terutama kepada para menteri yang dinilai membangkan kebijakannya.
Advertisement
Kreditor terbesar Yunani, Jerman mengaku siap untuk mempertimbangkan konsesi utang lebih lanjut untuk negara ini. Namun, Kanselir Jerman Angela Markel menegaskan tak adanya penghapusan utang. "Menteri Keuangan akan bernegosiasi, namun saya akan bilang tidak ada negosiasi untuk penghapusan utang," tegas dia.
Antrean di depan anjungan tunai mandiri (ATM) menjadi gambaran biasa dalam beberapa minggu terakhir, seiring adanya kebijakan pembatasan penarikan tunai maksimal 60 Euro perhari. Pembatasan tersebut di lakukan untuk menghindari penarikan uang besar- berasaran di bank.
Sebelumnya dilaporkan, setelah bank-bank di Yunani ditutup selama tiga pekan, pemerintah Yunani harus menanggung rugi hingga 3 miliar euro.
Melansir laman Skynews, angka tersebut belum termasuk kerugian di bidang pariwisata. Sementara sektor perdagangan ritel saja telah mengalami kerugian hingga 600 juta euro selama bank ditutup.
Maklum, lantaran pemerintah membatasi penarikan uang tunai menjadi 60 euro per hari, para pedagang ritel tak lagi menerima pembayaran menggunakan kartu kredit. Keterbatasan dana tunai yang dapat diambil juga membuat masyarakat enggan berbelanja secara berlebihan.
Sementara itu, biaya ekspor juga menderita hantaman kerugian mencapai 240 juta euro. Semua itu disebabkan penutupan bank yang berakibat pada pemblokiran fungsi transfer antar rekening bank.(Luk/Nrm)