Liputan6.com, Queensland Seorang pria yang memakai topi warna-warni ala pesulap setia menunggu para tentara Australia untuk "bermain petak umpet" di pangkalan militer.
Ia termasuk salah satu dari demonstran yang mengganggu jalannya latihan militer di Queensland. Bahkan, ada tiga orang nenek yang asyik mengadakan pesta minum teh untuk menunjukkan perlunya diplomasi internasional daripada sibuk latihan militer.
Advertisement
Perdamaian Konvergensi, sebuah kelompok Kristen menentang keterlibatan Australia dalam perang intervensionis, yang ikut didukung Amerika Serikat dan Jepang di Pangkalan Shoalwater Bay Army.
Ketiga nenek demonstran itu mengenakan topi kuno sambil pesta minum teh. Mereka memblokir akses jalan ke Samuel Hill, pangkalan militer Senin pekan lalu.
Negosiasi ini bukanlah bagian dari latihan perang. Mereka menarik perhatian dengan cara minum teh dan main petak umpet. Hal ini penting untuk mencapai perdamaian.
Mereka pun tak segan berbagi teh dan kue dengan para tentara untuk mendorong terjadinya negosiasi.
Jo Vallentine, mantan senator Australia Barat, salah satu dari ketiga nenek itu mengungkapkan, konflik yang terjadi adalah bentuk pelanggaran yang dapat memicu perang antarnegara.
Pesta minum teh ini hanya sempat berlangsung sekitar satu jam sebelum akhirnya mereka ditahan oleh tentara.
Trio nenek itu, yang berusia 71, 69 dan 65 tahun, diadili di Pengadilan Magistrates Rockhampton. Menurut situs Independent.co.uk, Senin (20/7/2015), setiap nenek dikenakan denda 500 dolar. (fhh/hdy)