Kota Tua, Pilihan Wisata Warga Jakarta di Malam Hari

Kawasan wisata yang letaknya tak jauh dari Stasiun Beos Kota, Jakarta Utara ini memang menjadi salah satu destinasi wisata warga Jakarta.

oleh Oscar Ferri diperbarui 21 Jul 2015, 04:52 WIB
Salah satu manusia patung di kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu (16/8/14). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya di siang hari, suasana liburan juga dihabiskan warga Jakarta dengan mengunjungi lokasi wisata di malam hari. Misalnya, berwisata di kawasan Kota Tua.

Kawasan wisata yang letaknya tak jauh dari Stasiun Beos Kota, Jakarta Utara, ini memang menjadi salah satu destinasi wisata warga Jakarta. Mereka berbondong-bondong datang ke kawasan yang tiap malam kerap terdapat pasar malam itu.

Kota Tua atau disebut dengan Batavia Lama sejatinya merupakan kawasan wisata yang dipenuhi bangunan museum. Salah satunya bekas Kantor Gubernur Jenderal Vereenigde Ootindische Compagnie (VOC) zaman penjajahan Belanda. Atau Museum Wayang dan Museum Fatahillah.

‎Di pelataran museum yang disebut juga sebagai Museum Sejarah Jakarta itulah masyarakat tumpah ruah. Mereka datang dengan berbagai moda transportasi, dari angkutan umum sampai pribadi, baik roda dua maupun roda empat.

‎"Sengaja jalan-jalan ke sini. Mumpung masih libur," kata Rina (23) kepada Liputan6.com, Senin malam 20 Juli 2015.

Rina yang datang bersama teman prianya itu sengaja memilih wisata malam hari ke Kota Tua karena tak ada tempat wisata lain lagi yang dapat dikunjungi malam hari.

"Tadi siang masih kumpul-kumpul sama keluarga besar. Jadi baru bisa jalan-jalan ya malam hari. Dan tempat wisata yang masih buka pas malam itu kan palingan yang di sini," ujar warga Tebet, Jakarta Selatan ini.

Keruk Keuntungan

Ramainya pengunjung Kota Tua di malam hari juga membawa keuntungan bagi mereka yang mencoba mengais rezeki. Misalnya, Rudiatmo (32), pedagang kaus bergambar dengan tema kawasan Kota Tua.

Warga Kwitang, Jakarta Pusat ini mengakui, keuntungan yang didapat dari momen liburan ini bisa 2 sampai 3 kali lipat dibanding hari biasa. Itu bisa dilihat dari jumlah kaus yang dijualnya.

"Hari biasa paling 5 atau 10 potong yang laku. Nah dari kemarin‎ saya hitung tiap hari laku 15, bahkan 20 potong," ujar dia.

Lain Rudiatmo, lain pula Sapari Atun. Perempuan 27 tahun itu berjualan berbagai macam minuman. Atun mengakui, sejak sore dagangannya laku keras.

"Jualnya Rp 5 ribu. Kalau hari biasa Rp 4 ribu. Soalnya kan ini tempat wisata," kata‎ warga Pademangan, Jakarta Utara, ini.

‎Di sisi lain, para juru parkir juga memanfaatkan momen ini. Dari trotoar sampai halaman gedung dijadikannya tempat parkiran. Yang jelas tampak dan banyak adalah kenderaan roda dua. Tak terhitung jumlahnya sepeda motor diparkir di sini.

"Parkirnya Rp 5 ribu buat motor. Kalau mobil Rp 10 ribu," kata salah seorang juru parkir yang tentunya bukan juru parkir resmi.

Malam pun semakin larut. Namun, mayoritas wisatawan yang didominasi ‎lokal ini masih menikmati jalan-jalan mereka. Ada yang masih jalan kaki berkeliling sembari melihat-lihat beragam jenis dagangan. (Ado/Dan)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya