Erupsi Gunung Sinabung, Wisata Lebaran Berastagi Lesu

"Padahal ada 12 kuda yang siap membawa wisatawan berkeliling melihat keindahan panorama alam, taman bunga dan pemandangan."

oleh Liputan6 diperbarui 21 Jul 2015, 12:14 WIB
Kepulan awan panas dari Gunung Sinabung membubung ke angkasa, di deket desa Kuta Tonggal, Karo, Sumatera Utara, Rabu (24/6/2015). Sekitar 10.000 jiwa warga yang tinggal di kaki Gunung Sinabung, kini berada di posko pengungsian. (REUTERS/Beawiharta)

Liputan6.com, Tanah Karo Masyarakat yang mengunjungi objek wisata Berastagi, Tanah Karo, Sumatera Utara selama libur Lebaran tahun ini lesu. Kemungkinan karena khawatir masih seringnya Gunung Sinabung erupsi.

Seorang petugas yang membawa kuda bermarga Ginting (35) di Taman Bukit Kubu, Selasa (21/7/2015) menuturkan minat para pengunjung menyewa kuda di lokasi tersebut benar-benar sepi. Tidak seperti libur Lebaran tahun-tahun sebelumnya.

Bahkan, menurut dia, kuda sewa yang disediakan di Bukit Kubu untuk merayakan Hari Lebaran tahun ini banyak yang tidak beroperasi. Hanya berada di kandang.

"Padahal ada 12 kuda yang siap membawa para pengunjung maupun wisatawan berkeliling melihat keindahan panorama alam, taman bunga dan pemandangan di Bukit Hijau tersebut," ujar Ginting.

Dia mengatakan, sejak hari pertama Idulfitri Jumat 17 Juli hingga hari keempat, para pengunjung maupun wisatawan yang berdatangan ke Bukit Kubu tampak sepi.

"Hal ini kemungkinan akibat dampak dan pengaruh dari erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo yang terus mengeluarkan debu vulkanik. Luncuran awan panas juga sangat membahayakan," ucap Ginting.

Dia menjelaskan, selama terjadinya erupsi Gunung Sinabung itu, para wisatawan nusantara dan mancanegara semakin berkurang mengunjungi Berastagi.

Para wisatawan tersebut, saat ini lebih banyak berkunjung ke objek wisata Danau Toba, Kota Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

"Akibat erupsi Gunung Sinabung itu, kegiatan perekonomian masyarakat di Berastagi dan daerah lainnya menjadi terganggu. Entah kapan berakhirnya," kata Ginting.

Seorang pengunjung warga Medan, Dedy Tanjung (45) mengatakan, sewa naik kuda di Bukit Kubu cukup mahal dan mencapai sebesar Rp 50.000.

Pada Lebaran tahun 2014, menurut dia, sewa naik kuda tersebut masih berkisar Rp 30.000 sekali naik, dan masih terjangkau warga yang berminat mengelilingi Bukit Kubu.

"Sebagian masyarakat banyak mengurungkan niatnya untuk naik kuda, karena sewanya terlalu tinggi," kata karyawan perkebunan swasta di Sumut itu. (Ant/Sss)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya