Penculikan Bocah Tia, Anak Harus Diajari Berani Bilang Tidak

Bocah usia 6 tahun ini juga akan menjalani pemeriksaan psikis lantaran 2 hari berkomunikasi dengan para penculik yang berjumlah 3 orang.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Jul 2015, 17:46 WIB
Tak lama setelah Tia ditemukan, kepolisian pun langsung mendatangi bocah tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Selasa siang polisi membawa bocah perempuan 6 tahun yang sempat diculik selama 2 hari ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.  

Selain pemeriksaan fisik dugaan tindak kekerasan, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (21/7/2015), bocah usia taman kanak-kanak ini juga akan menjalani pemeriksaan psikis lantaran 2 hari berkomunikasi dengan para penculik yang berjumlah 3 orang. Sopir taksi yang mengantar bocah ini pulang ke rumah juga dimintai keterangan.

Polres Metro Jakarta Timur bertekad memburu sang penculik meski sang bocah sudah kembali ke pangkuan orangtuanya.

"Itu pelaku sudah otomatis akan kita ungkap. Akan kita kejar," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Polisi Umar Faroq.

Atas kejadian ini, Komnas Perlindungan Anak mengajak semua orangtua waspada agar kejadian serupa tak terulang.

"Inilah menurut saya yang harus jadi pelajaran, mengajarkan kepada anak untuk berani mengatakan tidak untuk ajakan orang lain, tidak untuk menerima pemberian apa pun. Karena itu saya kira sudah pernah diajak kasih permen, kasih makan. Ini tips yang harus dipelajari semua keluarga," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait

Setelah hilang karena diculik dari Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur Sabtu lalu, bocah Cintya Hermawan alias Tia Selasa pagi pukul 06.00 WIB kembali ke rumah diantar sopir taksi. Bocah itu dititipkan seorang lelaki yang bahkan mengabadikan wajah dan identitas sang sopir taksi dan membayar ongkos dari depan sebuah pusat belanja di Gerbang Tol Bekasi Barat menuju PGC. (Mar/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya