Liputan6.com, Seoul - Seorang agen National Intelligent Service (NIS)--badan intelijen milik Korea Selatan- ditemukan tewas bunuh diri beserta pesan tertulisnya tentang permintaan maaf "karena sudah menimbulkan kontroversi."
Jenazah yang tidak diungkap identitasnya itu ditemukan polisi, Sabtu 18 Juli 2015, di dalam mobil yang terparkir di dekat gunung di Hwasan-ri dekat kota Yongin, selatan Seoul.
Investigasi awal menunjukkan kematiannya disebabkan oleh racun karbon monoksida dari batu bara yang terbakar.
Dalam konferensi persnya, kepala polisi Yongin, Park Ki-young, mengumumkan bahwa laki-laki yang tewas ini adalah staf NIS dan mengaku telah menghapus sebuah data yang berhubungan dengan kontra-terorisme serta kegiatan spionase Korut.
Catatan dengan tulisan tangan yang dia tinggalkan menyebut pemerintah telah memata-matai warganya sendiri saat pemilu 2012 lalu, kata polisi seperti dikutip dari CNN.
NIS telah membenarkan bahwa pria tersebut adalah staf mereka namun menolak menguraikan perannya dalam institusi tersebut.
Kematian pegawai NIS ini terjadi setelah seminggu lalu bahwa badan intelijen ini mengakui dalam sebuah pertemuan kecil dengan anggota parlemen bahwa mereka telah membeli peranti lunak berupa remote control system (RCS) dari perusahaan milik Italia pada Januari dan Juli sebelum pemilu 2012.
Salah satu anggota parlemen Lee Chul-woo yang hadir dalam pertemuan itu menyatakan NIS membeli RCS untuk kepentingan riset.
RCS program dapat meretas desktop dan selular untuk kepentingan pemantauan. NIS berdalih pembelian alat ini karena Korut berhasil meretas 25 ribu komputer milik Korsel.
"Penggunaan alat ini diatur oleh undang-undang dan tidak pernah digunakan kepada rakyat Korsel. Lagipula untuk apa digunakan kepada rakyat sendiri?" kata Lee.
Sebaliknya, oposisi dari Aliansi Politik Baru untuk Demokrasi, Shin Kyung-min, meminta NIS untuk membuktikan yang sebenarnya.
"Kita tidak bisa tahu apa yang NIS telah lakukan hanya karena komentar dari pemerintah. Kami ingin mendatangi kantor NIS dan memasuki akses komputer mereka," kata Shin kepada CNN.
Dalam berapa tahun terakhir, Korsel sangat rentan terhadap serangan dunia maya terutama dari Korut. Pada 2013 terjadi serangan yang terkenal dengan nama 'Dark Seoul' yang menyerang 48 ribu komputer di Bank utama dan siaran radio mereka. Mereka berhasil memasuki sistem dan menghapus memori dalam hard disk.
Tahun lalu, Pyongyang dituduh telah meretas operator nuklir milik Seoul. Korut jelas menyangkal segala tuduhan itu dan mengatakan "Seoul terlalu mengada-ada." (Rie/Yus)
Agen Badan Intelijen Korsel Tewas, Isu Miring Merebak
Mata-mata Korsel ditemukan bunuh diri, meninggalkan catatan permintaan maaf karena telah menimbulkan kontroversi.
diperbarui 21 Jul 2015, 19:23 WIBHacker (wired.com)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Startup Health Insurtech Rey Dapat Suntikan Modal Rp 54,85 Miliar
Mahasiswi Untar Ditemukan Tewas di Kampus, Diduga Bunuh Diri
Tren Fashion Coquette Girl, 5 Ide Outfit yang Wajib Dicoba
Pengamanan Debat Perdana Pilkada Jakarta, Kapolda Metro Jaya Pastikan Tidak Ada Ancaman
Jokowi Bertolak ke Kaltim, Bakal Hadiri Nusantara TNI Fun Run
Dunia Kripto Geger, Penjualan CryptoPunk PUNK 1563 Tembus USD 56 Juta
Detail Gaun Tata Juliastrid, Wakil Indonesia di Miss Cosmo 2024 yang Curi Perhatian
Indonesia Selesaikan Penilaian Kesiapan AI dari UNESCO, Pertama di ASEAN
Ruben Onsu Ungkap Awal Alasan Cerai dari Sarwendah, Sering Terlibat Cekcok
Film-Film Studio Ghibli Bakal Dirilis Ulang, Tayang di Bioskop Indonesia
ONE Fight Night 25: Regian Eersel Rebut Kembali Gelar Kickboxing, John Lineker Raih KO Kedua di Muay Thai
Serangan Israel Picu 4 Rumah Sakit Lebanon Stop Layanan, Kekurangan Staf Hingga Fasilitas Medis Rusak