Stephen Hawking Pimpin Proyek Pencarian Alien

Stephen Hawking memulai proyek mencari alien dengan cara mendengarkan sinyal suara di luar angkasa.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 22 Jul 2015, 11:21 WIB
Stephen Hawking dan Teori Pencarian Alien

Liputan6.com, London - Lewat proyek 'Breakthrough Listen' yang dibiayai miliuner Rusia, Yuri Milner, Profesor Stephen Hawking akan mencari kehidupan lain di luar Bumi di jajaran bintang Galaksi Bima Sakti.

Para astronom akan meneropong melalui teleskop paling tajam sedunia yang berada di AS dan Australia serta sinyal radio yang kuat.

Menurut Hawking, kekuatan alat terbaru ini 50 kali lebih sensitif dari alat sebelumnya dan lebih tajam 10 kali lipat lebih tajam untuk menangkap gambar.

Green Bank Observatory di West Virgina, tempat teleskop terbesar di planet ini dan Parkes Observatory di New South Wales telah dikontrak oleh proyek yang akan dimulai Januari 2016 itu. Keduanya akan tandem dengan Lick Observatory di California untuk mengirimkan gambar yang paling tajam yang pernah dibuat oleh manusia lewat teleskop.

Diluncurkan hari Senin 20 Juli  di Royal Society di London,  proyek ini dikerjakan oleh para ahli terkenal di bidangnya dengan Kosmologis Stephen Hawking sebagai kepala proyek Breakthrough Listen. Mereka adalah Lord Martin Rees, astronom kerajaan, Geoff Marcy, penemu puluhan planet di galaksi Bima Sakti, dan Frank Drake, veteran astronomer dari US yang mumpuni dalam upaya menemukan makhluk ekstraterresterial lewat SETI atau Search for extraterrestrial intelligence.
 
Menurut Hawking, usaha ini sangat penting karena menjawab pertanyaan paling hakiki manusia, "apakah kita punya teman di luar sana?"

"Manusia pada dasarnya makhluk pencari, makhluk pembelajar dan punya keingintahuan yang tinggi. Penting buat kita untuk mempertanyakan apakah kita sendirian di kegelapan semesta," kata Hawking seperti dikutip dari Guardian.

Proyek ini sendiri akan berjalan dalam 'sunyi', maksudnya, Bumi tidak akan memancarkan sinyal suara ke luar planet manusia. Proyek itu bertujuan mendengarkan sinyal radio di luar angkasa sana.

Ada jutaan suara di luar angkasa, para astronom harus benar-benar bisa memilih mana suara 'sampah', suara radio transitor, atau suara orang iseng dengan suara dari SETI.

Hawking sendiri telah mewanti-wanti untuk tidak berisik dan jangan coba-coba membalas sinyal apapun yang diterima karena bisa jadi makhluk di luar angkasa mempunyai kebiasaan melakukan kekerasan, sama dengan makhluk di Bumi, seperti agresif dan ancaman melakukan genosida.

"Sebuah peradaban bisa mendengar suara dari Bumi. Suara kita akan diterima miliaran tahun ke depan oleh mereka. Jadi, bisa saja mereka jauh lebih maju dari kita saat suara diterima olehnya, dan melihat peradaban di Bumi tidak sama seperti kita melihat bakteria," kata ilmuan paling kontroversial di jagad raya ini.

Proyek US$100 juta atau Rp 1,3 triliun ini dibiayai oleh Yuri Milner, seorang miliuner dari Rusia. Ia lebih tertarik membiayai proyek-proyek pencarian makhluk ET dibanding menyelesaikan Phd nya di bidang fisika.

Nama Yuri dipilih orangtuanya karena kelahirannya persis sama saat Yuri Gagarin berhasil ke luar angkasa tahun 1961.

"Tanggung jawab kita sebagai manusia yang mampu membuat peralatan canggih untuk menjawab pertanyaan paling hakiki, 'apakah kita sendirian?'" kata Milner.

Kepala ilmuan NASA Ellen Stofan pada 7 April lalu dalam sebuah diskusi panel mengatakan bahwa manusia akan menemukan jejak makhluk luar angkasa dalam 10 tahun ke depan.

"Saya pikir, usaha manusia mendapatkan indikasi kuat bahwa ada kehidupan lain di luar Bumi akan terjadi dalam satu dekade ke depan. Dan bukti nyata berhadapan dengan mereka dapat terjadi 20 hingga 30 tahun lagi," katanya seperti dikutip dari SPACE. (Rie/Ein)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya