Rupiah Terus di Level 13.000, Bos BI Masih Anggap Normal

Nilai tukar rupiah sudah undervalue dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain terutama mitra dagang utama Indonesia.‎

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 22 Jul 2015, 12:55 WIB
Rupiah Melemah

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) paska libur Lebaran berada di level 13.36‎7 atau melemah 0,04 persen jika dibanding pada penutupan sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menganggap level tersebut bukan sebuah masalah yang perlu dikhawatirkan.

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengaku level rupiah yang tertekan dipengaruhi faktor eksternal maupun internal. "Kami habis libur dan ada cukup banyak perkembangan baik eksternal dan internal, jadi ada transaksi yang harus ditransaksikan pada hari ini. Saya sendiri belum update kondisi ini, kami lihat di siang hari," ucap dia saat Halal bi Halal di Gedung BI, Jakarta, Rabu (22/7/2015).

Agus memastikan kondisi perekonomian Indonesia saat ini dalam keadaan baik walaupun nilai tukar rupiah saat ini sudah berada di bawah Riil Effective Exchange Rate (REER) alias undervalue. "Pada umumnya, Indonesia seharusnya dalam keadaan yang tidak perlu dikhawatirkan," ujar dia.

‎Agus sebelumnya mengaku, nilai tukar rupiah sudah undervalue dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain terutama mitra dagang utama Indonesia.‎ Hanya saja level ini dianggap baik untuk daya saing Indonesia atau ekspor.

"Kalau dilihat REER, memang rupiah ada di bawah 100. Itu menunjukkan slidely undervalue dibanding mata uang mitra utama kita. Tapi ini mencerminkan iklim usaha yang memungkinkan daya saing," paparnya.

Agus mendesak pemerintah agar memperbaiki dan mempercepat pembangunan infrastruktur, segera merealisasikan investasi atau kegiatan penanaman modal di Indonesia dan melanjutkan reformasi struktural dengan dukungan peran dari BI dalam bentuk pendalaman pasar keuangan di Tanah Air.

"Infrastruktur diperbaiki, minat investasi harus direalisasikan sehingga betul-betul Indonesia bisa memperbaiki ekspor meski harga komoditas cenderung turun. Pemerintah pusat dan daerah melanjutkan reformasi struktural serta BI berpartisipasi dalam pendalaman pasar keuangan," tegasnya.

Dengan upaya tersebut, Agus optimistis, dapat berkontribusi baik terhadap perekonomian di semester II 2015 sehingga pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5 persen di akhir tahun ini. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya