Liputan6.com, Hiroshima Sejumlah peneliti di Universitas Hiroshima menciptakan jembatan lipat yang terilhami oleh origami, seni melipat kertas khas Jepang. Jembatan lipat itu dirancang untuk digunakan dalam keadaan darurat maupun untuk penanggulangan bencana.
Selama ini, dalam keadaan bencana seperti banjir, gempa bumi ataupun tanah longsor, bantuan yang datang seringkali terhambat karena putusnya jembatan ke wilayah bencana. Sebetulnya sudah ada jembatan portabel tradisional untuk mengatasi persoalan tersebut, namun para peneliti dari Universitas Hiroshima membuktikan bahwa model jembatan origami ciptaan mereka merupakan jembatan temporer yang paling cepat dibentangkan, terbesar, terkuat dan paling ringan.
Advertisement
Dari situs Universitas Hiroshima, disebutkan bahwa tim pencipta Mobile Bridge Version 4.0 (MB4.0) ini dipimpin oleh Dr. Ichiro Ario yang terilhami oleh origami. Ketika sedang tidak digunakan, MB4.0 dilipat seperti alat musik akordion dan dapat dipindahkan menggunakan trailer. Ketika sudah berada di tempat pemasangan, jembatan dipanjangkan dengan gerakan seperti gunting sambil membentangkan bagian-bagian deknya dari ujung ke ujung.
Selanjutnya, hanya membutuhkan waktu 1 jam sejak tibanya jembatan origami itu di tempat kejadian hingga dibentangkan dari ujung ke ujung. Semua itu dilakukan tanpa memerlukan alat-alat berat maupun mesin derek! Namun sebetulnya, waktu yang diperlukan untuk membentang di atas sungai hanyalah sekitar 5 menit dan bisa langsung dilintasi setelah siap.
Purwarupa jembatan origami ini dipamerkan dalam simposium Masyarakat Insinyur Sipil Jepang pada 23 Juni 2015 lalu. Pada saat itu, jembatan origami ini dibentangkan di atas sungai Hongo di kota Fukuyama dan langsung dilintasi mobil-mobil setelah selesai dipersiapkan. Dr. Ichiro Ario dan timnya melanjutkan pengembangan teknologi jembatan itu. Mereka melihat adanya kemungkinan untuk menggunakannya, sebagai upaya memperpanjang usia jembatan-jembatan tua yang memerlukan dukungan struktur.