Liputan6.com, Washington DC - Gedung Putih sedang berada di "langkah terakhir" pembuatan draft rencana penutupan penjara paling kontroversial Guantanamo.
Josh Earnest, juru bicara Gedung Putih, mengatakan bahwa penutupan kamp penjara di teluk Guantanamo telah menjadi perhatian nasional semenjak 2 bulan setelah Obama terpilih menjadi presiden 2008 lalu.
Para tahanan perlahan-lahan dikurangi dengan cara dikembalikan ke negeri masing-masing. Kini tersisa 122 orang di tahanan kamp Delta tersebut.
Penjara ini pernah mengalami puncak penuhnya tahanan penjara pada tahun 2003, yaitu ada 684 orang.
"Pemerintah sedang di draf akhir penyusunan penutupan Guantanamo salah satunya mempersiapakan bagaimana mentransfer sisa tahanan dan sebentar lagi draf ini akan diberikan ke Kongres," kata Earnest seperti dikutip dari BBC.
"Kami harus benar-benar memperhatikan keamanan nasional --setelah penutupan penjara ini-- dan ini yang menjadi perhatian presiden," tambahnya.
Advertisement
Tahun 2009, Obama mengakui bahwa deadline Januari 2010 terlewatkan. Dalam wawancaranya dengan TV nasional Amerika Obama tidak kecewa dengan lewatnya tengat waktu mengingat hal itu, "tidak semudah membalikkan telapak tangan."
"Penutupan ini tidak sesederhana itu. Aspeknya tidak hanya politik tapi juga masyarakat. Mereka, saya sangat mengerti, setelah melewati berbagai horor ancaman terorisme, merasa takut apabila para tahanan ini harus keluar dari penjara superketat milik Amerika," kata Obama dalam wawancara ekslusif kepada NBC seperti dikutip oleh BBC.
Semenjak saat itu Kongres Amerika terbelah dua. Yang satu ingin tetap menutup dan memindahkan ke penjara lokal di Amerika, sementara kelompok lain tidak.
Namun Amerika tidak punya alasan dan bukti cukup kuat bagi sebagian tahanan--untuk mengadili mereka.
Pemerintah kini telah memindahkan sebagian besar tahanan. Kebanyakan mereka dikembalikan ke negara asal atau ke negara ketiga yang mau menerima tahanan tersebut.
Guantanamo didirikan 2002 oleh pemerintahan Bush, yang digunakan untuk menahan tahanan yang dianggap paling berbahaya.
Sayangnya banyak kontroversi selama periode penahanan akibat dari teknik-teknik interograsi tahanan yang telah melanggar hak asasi manusia. (Rie/Ein)