Liputan6.com, Jakarta Dalam beberapa tahun terakhir, penyanyi dan lagu anak-anak jumlahnya sangat sedikit, bila pun ada mungkin tak terdengar gaungnya. Alhasil anak-anak tak memiliki lagu sesuai usianya, malah mereka menyanyi lagu-lagu orang dewasa yang berkisar percintaan atau perselingkuhan.
Parahnya lagi, anak-anak usia PAUD atau TK yang menyanyikan lagu-lagu dewasa seperti Keong Racun atau Cinta Satu Malam malah bertepuk tangan bila sang anak hapal lagu-lagu populer tersebut.
Advertisement
Kondisi seperti ini membuat banyak orang yang peduli terhadap anak kecewa, namun Djito Kasilo (54) tak mau berpangku tangan.
"Melihat anak di bawah usia 6 tahun belajar jatuh cinta, patah hati, galau, perselingkuhan dari lagu itu mengerikan sekali. Belum saatnya mereka mempelajari itu. Dan saya merasa harus ada yang berbuat sesuatu," terang Djito saat dihubungi Health-Liputan6.com.
Ia pun bergerak menciptakan lagu dan mengunggahnya ke website yang dididirikannya marinyanyi.com.
Dalam menciptakan lagu Djito tak sendiri, ia juga menerima pemesanan lagu dari masyarakat. Tak disangka, tak cuma ratusan pesanan lagu anak-anak datang tapi hingga ribuan sementara kemampuannya menulis lagu hanya satu lagu per hari.
Hal ini membuatnya mengutamakan permintaan lagu dari guru TK maupun PAUD. Para guru butuh lagu-lagu yang releban dengan zaman sekarang.
"Biasanya mereka meminta saya untuk membuatkan lagu sesuai dengan kurikulum sekolah mereka. Misalnya semeseter satu minggu pertama itu pelajaran tentang diri sendiri ya saya buat tentang panca indera, anggota tubuh, nama dan alamat," terang pria yang juga praktisi advertising ini.
Kini, sudah lebih dari 500 lagu anak-anak tercipta dan semuanya bisa diunduh gratis di marinyanyi.com. Menurut pria yang juga dosen di FISIP Komunikasi UI ini, sudah banyak guru TK dan PAUD Indonesia menggunakannya.