Aksi Petani Perancis Terus Berlanjut

Ratusan ban dijejerkan membentuk tulisan " Valls, we're waiting for you", yang ditujukan untuk Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls di Jalan raya A6 Limonest, Lyon, Prancis, (23/7/2015). (REUTERS/Robert Pratta)

oleh Johan Fatzry diperbarui 23 Jul 2015, 18:30 WIB
20150722-Petani-Demonstrasi-Perancis1
Ratusan ban dijejerkan membentuk tulisan " Valls, we're waiting for you", yang ditujukan untuk Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls di Jalan raya A6 Limonest, Lyon, Prancis, (23/7/2015). (REUTERS/Robert Pratta)
Ratusan ban dijejerkan membentuk tulisan " Valls, we're waiting for you", yang ditujukan untuk Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls di Jalan raya A6 Limonest, Lyon, Prancis, (23/7/2015). (REUTERS/Robert Pratta)
Petani Perancis memblokir jalan raya A6 dengan traktor dan ban di Limonest, dekat Lyon, Prancis (23/7/2015). Petani Perancis memprotes kembali ketidak seimbangan keuntungan yang diperoleh antara petani dan pengecer. (REUTERS/Robert Pratta)
Sejumlah warga berjalan di jalan raya A6 di Limonest, dekat Lyon, Prancis (23/7/2015). Petani Perancis memprotes kembali ketidak seimbangan keuntungan yang diperoleh antara petani dan pengecer. (REUTERS/Robert Pratta)
Seorang warga berjalan di tengah traktor di jalan raya A6 di Limonest, dekat Lyon, Prancis (23/7/2015). Petani Perancis memprotes kembali ketidak seimbangan keuntungan yang diperoleh antara petani dan pengecer. (REUTERS/Robert Pratta)
Puluhan traktor berjejer menutupi jalan raya A6 di Limonest, dekat Lyon, Prancis (23/7/2015). Petani Perancis memprotes kembali ketidak seimbangan keuntungan yang diperoleh antara petani dan pengecer. (REUTERS/Robert Pratta)
Seorang warga mengambil gambar bertuliskan " Valls, we're waiting for you", yang ditujukan untuk Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls di Jalan raya A6 Limonest, Lyon, Prancis, (23/7/2015). (REUTERS/Robert Pratta)
Puluhan traktor berjejer menutupi jalan raya A6 di Limonest, dekat Lyon, Prancis (23/7/2015). Petani Perancis memprotes kembali ketidak seimbangan keuntungan yang diperoleh antara petani dan pengecer. (REUTERS/Robert Pratta)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya