Jokowi Bahas Kerukunan Umat Bersama Para Tokoh Agama

Jokowi mengingatkan pentingnya peran para pemuka agama dalam meredam berbagai konflik yang terjadi di Indonesia.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 23 Jul 2015, 18:00 WIB
Presiden Jokowi bersama Ibu Negara, Iriana saat tiba di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6/2015). Jokowi mengundang 400 anak yatim dari 12 panti asuhan yang ada di Jabodetabek untuk berbuka puasa di hari pertama Ramadan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengundang para tokoh-tokoh agama ke Istana Negara. Mereka diundang oleh Presiden untuk membahas sejumlah hal mengenai masalah kerukunan beragama di Indonesia.

Hadir dalam pertemuan tersebut mewakili pemerintah yaitu Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala BIN Sutiyoso, dan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.‎

Sedangkan para tokoh agama yang hadir antara lain Ketum Umum Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj, perwakilan dari ormas Muhammadiyah, dan dari MUI yaitu KH Amidhan, Ustaz Yusuf Mansyur, cendekiawan muslim Azyumardi Azra, dan sejumlah perwakilan dari PGI, dan Ketua Presidium KWI Mgr Ignatius Suharyo dan beberapa ormas Islam lainnya.

Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan dirinya tidak pernah bosan menyampaikan kalau ‎Indonesia merupakan negara yang penuh dengan keanekaragaman suku dan bangsa, namun tetap bisa bersatu menjaga kerukunan, saling tolransi, menghormati, dan menghargai perbedaan yang ada.

"‎Berkali-kali di mana pun di kampung-kampung di forum dan majelis besar saya sampaikan itu. Tapi ‎saya kira dalam negara yang sebesar Indonesia ini, terbentang dari Sabang sampai Merauke, adanya gesekan kecil saya kira memang semua sepakat dipadamkan dan dihilangkan agar yang kecil itu tidak membesar," ucap Jokowi.

Menurut Jokowi, selama ini potensi terjadinya kerusuhan yang berlatar belakang suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) kerap terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, karena itu pemerintah dan masyarakat yang sadar akan pentingnya toleransi beragama harus berjuang untuk berjuang menegakkan toleransi di Indonesia.

‎"Kita sudah sering mengingatkan bahwa bangsa Indonesia masih harus berjuang keras meski ada riak kecil. Kita masih berjuang keras yang namanya toleransi kita tegakkan. Dan kita akan terus memperjuangkan persaudaraan, dan kerukunan lintas agama di tanah untuk dilakukan di kehidupan kita sehari-hari," papar Jokowi.

Ia pun mengingatkan pentingnya peran para pemuka agama dalam meredam berbagai konflik yang terjadi di beberapa wilayah. ‎

"Peran bapak ibu sebagai ulama dan tokoh agama sangat menentukan sekali memberikan nasihat dan wejangan kepada yang di bawah, agar grass root bisa menjadi dingin dan justru tidak memanaskan suasana. Seperti di depan saya sampaikan, 70 tahun kita berhasil menyelaraskan kehidupan bersama, dan kita harap ke depan kita terus maju, agar masyarakat tidak terprovokasi," tutur Jokowi. (Mut/Sss)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya