Liputan6.com, Jakarta Lupakan sejenak makanan yang dapat membuat kenaikan berat badan. Sebab beberapa makanan tertentu ternyata mempengaruhi akal dan meningkatkan risiko kepikunan dan penurunan fungsi kognitif.
Berikut 5 makanan tersebut, seperti dikutip Prevention, Jumat (24/7/2015):
Advertisement
1. Tahu
Kontroversi kedelai terus diteliti hingga kini. Tapi Anda harus tahu, penelitian yang diterbitkan dalam journal Dementia and Geriatric Cognitive Disorders, menemukan hubungan antara asupan tinggi tahu (9 kali atau lebih per minggu) dengan penurunan kognitif dan kehilangan memori.
Studi ini menganalisis konsumsi tofu dari 719 laki-laki dan perempuan Indonesia yang melakukan serangkaian tes memori.
Hasilnya, mereka yang makan tahu lebih dari 9 porsi seminggu berisiko mengalami penurunan memori dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi tahu.
Peneliti berspekulasi, kandungan phytoestrogen mempengaruhi fungsi otak. Sebaliknya, peneliti menganggap, makanan fermentasi kedelai seperti tempe justru dapat meningkatkan kesehatan otak (dalam studi yang sama).
Garam
2. Garam
Perdebatan konsumsi garam juga kontroversi mengingat dampaknya pada tekanan darah dan penyakit jantung. Sebuah studi menemukan, asupan tinggi sodium ternyata dapat berpengaruh pada rendahnya tingkat aktivitas fisik dan kemampuan kognitif.
Untuk penelitian ini, para peneliti Kanada melibatkan 1.262 peserta, usia 67 - 84 tahun. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok: rendah, menengah, dan asupan tinggi natrium.
Hasilnya, orang dengan asupan natrium rendah menunjukkan penurunan kognitif lebih lambat dibandingkan peserta dengan tingkat natrium tinggi. Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Neurobiology of Aging ini juga mencatat, olahraga teratur dapat menangkal efek negatif natrium pada otak, serta sistem kardiovaskular.
Advertisement
Lemak Trans
3. Lemak Trans
Bila Anda melihat minyak yang mudah beku saat disimpan di lemari es, itu tandanya, lemak trans. Jurnal PLoS One menemukan, konsumsi lemak trans terkait dengan risiko penurunan memori seperti sulit mengingat kata-kata dan sering salah bicara.
Studi yang melibatkan 1.018 peserta ini mengonsumsi lemak trans mulai dari 3,8 gram per hari menjadi 27,7 gram per hari. Kemudian mereka diminta untuk menyelesaikan kata dalam seri.
Peserta studi yang mengonsumsi jumlah tertinggi lemak trans per hari, hanya mengingat 65 kata dengan benar, sedangkan rata-rata peserta lain bisa mengingat 86 kata.
Tuna
4. Tuna
Menurut sebuah studi yang diterbitkan Jurnal Integrative Medicine, orang yang mengonsumsi tiga porsi ikan tuna, kerapu, kakap, todak, dan hiu berisiko tinggi mengalami disfungsi kognitif.
Peneliti menilai, tingginya kadar merkuri pada ikan laut dalam membuat ikan tersebut cukup berbahaya bila dikonsumsi berlebihan. Para peneliti menganalisis 384 orang yang mengonsumsi seafood dan meminta mereka menyelesaikan serangkaian tes kognitif. Hasilnya, merkuri bisa mempengaruhi otak.
5. Lemak Jenuh
Para peneliti di University of Montreal menemukan, konsumsi lemak jenuh (seperti minyak kelapa sawit atau mentega) menyebabkan gangguan fungsi dopamin yang mengontrol motivasi dan gangguan mood, kecanduan narkoba, dan makan berlebihan pada tikus.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal neuropharmacology juga menemukan bahwa lemak jenuh dapat memicu seseorang untuk makan berlebihan.
Advertisement