Liputan6.com, Baghdad - Demi memberangus kelompok militan ISIS yang semakin merajalela, menurut sejumlah pejabat AS, pemerintah Turki akan mengijinkan pasukan dari Negeri Paman Sam itu untuk memakai pangkalan udara (lanud) militernya yang berada dekat perbatasan Suriah.
Nantinya, lokasi itu akan dipinjamkan untuk dijadikan markas guna melancarkan serangan dari langit terhadap ISIS. Kendati demikian, kesepakatan itu sejauh ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh pemerintah Turki.
Berdasarkan keterangan sejumlah pejabat AS yang dirahasiakan identitasnya, Presiden AS Barack Obama dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mencapai persetujuan dalam pembicaraan melalui sambungan telepon pada Rabu 22 Juli waktu setempat.
Advertisement
"Penggunaan Lanud Incirlik memperlebar kemampuan militer AS dalam menyerang target-target ISIS," kata seorang pejabat AS lainnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (24/7/2015).
Sama seperti pemeritah Turki, Gedung Putih juga belum berkomentar mengenai 'kesepakatan' itu. Akan tetapi juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, menyebutkan bahwa Obama dan Erdogan telah sepakat memperdalam kerja sama mereka.
Lanud Incirlik terletak di Turki dekat perbatasan dengan Suriah. Pangkalan itu pernah digunakan untuk menyerang militer Irak sewaktu mendiang Saddam Hussein masih berkuasa. Menurut analisa para ahli, diperkirakan kekuatan ISIS di Kota Raqqa, Suriah, akan terancam oleh keberadaan AS di lanud tersebut.
Kesepakatan antara Obama dan Erdogan mengemuka di tengah kritik masyarakat Turki terhadap pemerintahan Erdogan yang dinilai lamban menanggapi serangan di Kota Suruc.
Di kota yang terpaut 10 kilometer dari perbatasan Suriah itu, pada Senin 20 Juli 2015 terjadi ledakan bom. Kabar terakhir jumlah korban tewas mencapai 32 orang, sebagian besar merupakan mahasiswa. Pelaku bom bunuh diri adalah Seyh Abdurrahman Alagoz, warga etnis Kurdi dari Adiyaman, provinsi di selatan-timur Turki dan dilaporkan memiliki hubungan dengan kelompok militan ISIS. (Tnt/Rie)