Pilihan Tepat Radja Nainggolan di Antara Belgia dan Indonesia

Padahal darah Batak mengalir deras dalam tubuhnya.

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 25 Jul 2015, 07:15 WIB
Radja Nainggolan (Liputan6.com/Yoshiro)

Liputan6.com, Jakarta - Radja Nainggolan mungkin menjadi pemain AS Roma yang ditunggu kedatangannya dalam rangkaian AS Roma Day 2015. Dari nama belakangnya, mudah dikenali Radja memiliki garis keturunan Indonesia. Marga Batak yang dimiliki Radja, jelas membuat dia memiliki kedekatan khusus dengan Indonesia.

Ini bukan pertama kali Radja mengunjungi tanah leluhurnya. Dua tahun lalu, tepatnya Juni 2013, Radja pernah singgah di Indonesia.

Memiliki Ayah berdarah Batak, Marianus Nainggolan dan Ibu berkebangsaan Belgia, Lizi Bogaerd, Radja Nainggolan lahir Antwerp, Belgia pada 4 Mei 1988, Radja sudah menunjukkan bakat besarnya pada sepakbola. Pada usia 6 tahun, kedua orang tuanya berpisah.  Pemain yang terkenal dengan potongan rambut mohawk itu memilih menetap di Belgia bersama sang Ibunda dan memilih warga negara Belgia.

Baru pada usia 17 tahun, Radja berbincang dengan sang Ayah melalui telepon. Saat pertama kali ke Jakarta 2013 lalu, Radja sempat bertemu dua kali dengan dengan Sang Ayah.

Di usia kanak-kanak, Radja mengasah bakat sepakbolanya di Germinal Beerschot. Germinal yang bermarkas di Antwerp bukan klub sembarangan. Sejumlah pemain papan atas dunia lahir dari klub berlogo Beruang ini. Thomas Vermaelen, Jan Vertonghen, Moussa Dembele dan Toby Alderweireld tercatat pernah menimba di klub ini.

Waktu terus bergulir hingga pemain yang gemar mengoleksi tatto itu berkiprah di Italia. Pada 2005-2007, Radja bergabung ke Akademi Piacenza. Dari situ, bintang terang kariernya di lapangan hijau mulai kelihatan. Radja dipinjamkan ke Cagliari sampai mendapat kontrak permanen di klub itu.

Lambat laun, performa gahar Radja mulai menarik perhatian klub papan atas Italia. Juventus dan Inter Milan disebut-sebut tertarik mendapatkan jasa pemain berpostur 1,75 cm itu. Namun, AS Roma yang berhasil merekrutnya.

http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/936356/big/048338700_1437777011-Menpora_Menerima_Radja_Nenggolan_Muchlis__2__1_.JPG

(Radja Nainggolan bersama mantan Menpora, Roy Suryo di kunjungan pertama ke Indonesia Juni 2013)

Meski memiliki darah Indonesia, Radja memilih membela Timnas Belgia. Sejak 2009, Radja tercatat menjadi bagian The Red Devils, julukan Timnas Belgia. Radja sudah mengantongi 12 caps di Timnas Belgia. Sebelumnya, pada 2004, Radja sudah tergabung di Timnas Belgia kelompok umur U-16 sampai U-21.

Sebenarnya, Radja bisa saja bermain untuk Indonesia, tapi dia lebih memilih Belgia. Soal ini, Radja punya penjelasan sendiri.

"Tidak ada alasan khusus. Waktu itu usia saya 19 tahun dan sudah bergabung di Timnas Belgia. Saya bergabung tanpa pikir panjang. Dan mereka (Timnas Belgia) juga memanggil saya. Saya bermain bermain bersama Timnas Belgia selama 6 tahun. Kemudian saya berpikir bisa bermain untuk Indonesia. Namun, saya berpikir ulang. Sekarang sudah tidak bisa, mungkin itu sedikit mengecewakan," ujar Radja dalam sebuah kesempatan.

Radja memang memilih Belgia sebagai timnas dan warga negara, tapi soal garis keturunan, Radja bangga tetap memakai marga sang Ayah, Nainggolan di belakang namanya.

"Saya pakai nama "Nainggolan", karena orang tua saya memiliki nama itu dan saya memiliki darah Batak dari Ayah. Saya bangga menjadi orang keturunan Indonesia, meski lahir di Belgia."

Bersama Timnas Belgia, Radja ikut dipanggil pelatih Marc Wilmots untuk menghadapi Kualifikasi Piala Eropa 2016. Tiga gol sudah dicetaknya. Pertama ketika laga uji coba Belgia vs Pantai Gading 5 Maret 2015, dilanjutkan Belgia kontra Bosnia di Kualifikasi Piala Eropa 2015, 13 Oktober 2014. Terakhir, ketika Belgia kontra Prancis di partai persahabatan, 7 Juni 2015 lalu. Jadi, Boleh dibilang Radja memilih keputusan tepat ketika harus memilih antara Indonesia dan Belgia.

Setuju?

(Rjp/Ary)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya