Liputan6.com, Jakarta Jika Anda tinggal di Jakarta dan ingin nonton Mencari Hilal, film yang begitu dipuja-puji itu, segeralah ke bioskop.
Mengecek situs jaringan bioskop group Cinema 21, Senin(27/7/2015), Mencari Hilal masih menyisakan 3 layar di 3 bioskop dengan jam main sehari dua kali saja, tidak full show.
Advertisement
Hal tersebut tentu amat disayangkan. Sebab, Mencari Hilal film yang bagus dari segi kualitas tema cerita maupun pencapaian teknis sinema. Selama ini sering dikeluhkan film Indonesia yang berkualitas sedikit. Tapi, ketika disuguhi film berkualitas toh yang nonton sedikit.
Dari sini, timbul pertanyaan, apa penonton film Indonesia tak suka film baik?
Yang perlu Anda ketahui dahulu, enam bulan pertama 2015 bukan bulan-bulan yang menggembirakan bagi perfilman nasional. Jumlah penonton film Indonesia turun drastis. Selama enam bulan pertama 2015, dari Januari-Juni, sudah edar 62 film nasional. Total penonton yang dikumpulkan 62 film itu 4,7 juta penonton. Angka itu hanya lebih sedikit dari jumlah penonton Laskar Pelangi (2008) yang berjumlah 4,6 juta.
baca juga: Januari-Juni 2015: 62 Film Indonesia Rilis, Hanya 2 yang Untung?
Menurut pengamat film Yan Widjaya, jika dipukul rata, dari 62 film yang rilis meraih masing-masing film mengumpulkan 76.222 penonton.
Film terlaris hingga Juni kemarin adalah Di Balik 98 dengan jumlah penonton 684.947 menurut data filmindonesia.or.id.
Memasuki libur Lebaran di pertengahan Juli, rilis 4 film nasional yang digadang-gadang bakal meraup banyak penonton: Comic 8: Casino King Part 1, Surga yang Tak Dirindukan, Lamaran dan Mencari Hilal.
Setelah sepekan rilis, perolehan sementara jumlah penonton empat film di atas adalah: Comic 8: Casino Kings Part 1 memperoleh 670 ribu penonton, sedangkan Surga yang Tak Dirindukan meraup 415 ribu penonton, Lamaran yang dibintangi Acha Septriasa baru mengumpulkan 60 ribu penonton, sedang Mencari Hilal yang banyak dipuji hanya mengumpulkan 7 ribu penonton.
baca juga: 4 Film Nasional vs Hollywood Pengisi Libur Lebaran
Tulisan ini tak hendak menganalisis kenapa sekuel Comic 8 dapat jumlah penonton terbanyak. Semua orang sudah mafhum rasanya. Melainkan kenapa Mencari Hilal jadi yang paling sedikit.
Dari berbagai obrolan yang saya amati di dunia maya dan dunia nyata, Mencari Hilal tampaknya memang ditakdirkan meraih sedikit penonton.
Dari pengakuan teman-teman wartawan yang mendapat cerita dari pihak-pihak yang terlibat dalam produksi Mencari Hilal, filmnya memang tak diniatkan sebagai karya komersil. Artinya, penonton sedikit sudah mereka perkirakan.
Tapi bagi saya itu jawaban aneh. Film, seberkualitas apapun, tentu saja awalnya adalah karya komersil. Film dibuat bukan dengan daun, tapi uang. Pihak eksekutif produser dan produser yang mengeluarkan modal, tentu ingin untung dari film yang mereka buat.
Salah Siapa Mencari Hilal Ditonton Sedikit Orang?
Salah Siapa Mencari Hilal Ditonton Sedikit Orang?
Namun, si empunya film tak salah saat bilang Mencari Hilal bukan tipe komersil. Hanya saja, film yang bukan tipe komersil sebetulnya bisa meraih banyak penonton jika dipasarkan dengan jeli. Di sini pangkal soal kegagalan Mencari Hilal.
Saat Mencari Hilal pertama dikenalkan pada media, awal Juli lalu, sebagian besar liputan media mengarah pada bintang filmnya, Oka Antara. Tak ada media yang mengatakan filmnya bermuatan penuh makna.
Filmnya memang mendapat publikasi--dalam arti disebut dalam berbagai liputan media. Namun, fokus pada bintang filmnya telah meminggirkan filmnya. Dari sini, pesan utama agar filmnya ditonton lantaran muatan kontennya telah gagal.
Saat berbincang dengan pengamat film Yan Widjaya pekan kemarin, ia mengatakan Mencari Hilal diedarkan dengan jumlah copy film yang memadai. "Seratus lebih (copy film), berimbang dengan Lamaran," kata Yan pada penulis. Ini artinya, di hari pertama edar, 15 Juli kemarin, Mencari Hilal punya kesempatan yang sama dengan Lamaran meraih jumlah penonton. Namun ya itu tadi, setelah sepekan rilis, Lamaran meraup 60 ribuan penonton, sedang Mencari Hilal hanya 7 ribuan.
Saat yang terpromokan di media dari Mencari Hilal adalah Oka Antara, tentu saja akan kalah oleh Acha Septriasa, bintang utama Lamaran. Tengok saja jumlah followers Twitter Oka dengan Acha. Followers Oka hanya 30 ribuan, kalah jauh dari Acha yang diikuti 233 ribu followers di Twitter.
Pada akhirnya, Mencari Hilal hanya ditonton sedikit orang pada hari pertama tayang. Comic 8: Casino Kings Part 1 meraih penonton terbanyak pada hari pertama rilis sebanyak, 65 ribu penonton (berdasar rilis dari rumah produksi Falcon Pictures); sedang yang kedua Surga yang Tak Dirindukan meraih 30 ribu penonton (berdasarkan twit Manoj Punjabi, produser MD Pictures).
baca juga: Comic 8: Casino Kings Part 1 Jadi Film Terlaris Tahun Ini
Begitu pun tampaknya pada hari kedua tayang. Di hari kedua itu, Kamis (16/7/2015) rilis film Hollywood anyar yang sudah ditunggu sejuta umat, Ant-Man milik Marvel Studio. "Di hari ketiga jumlah layar menurun drastis," kata Yan.
Kenapa Mencari Hilal yang kemudian tergusur?
Yan Widjaya yang rajin mengitung jumlah penonton bioskop, memberi gambaran begini, "Jika di satu bioskop ada empat layar, dan dari empat layar itu ada empat film dengan jumlah masing-masing penonton 400, 300, 200 dan 100, maka yang dapat jumlah penonton paling sedikit harus tersingkir diganti film lain."
"Memang begitu dari sananya, saya tak menyalahkan bioskop."
Lalu, salah siapa?
Seorang kawan penulis ulasan film di situs tetangga mengatakan, jika ingin mendukung perfilman nasional, tontonlah di hari pertama tayang. Karena nasib film Indonesia di bioskop ditentukan di hari itu. Jika hari pertama penontonnya sedikit, besar kemungkinan bakal segera digusur film lain.
baca juga: ESAI FILM Islam Indonesia di Mencari Hilal dan Surga yang Tak Dirindukan
Saat kabar dari mulut ke mulut tersebar kalau Mencari Hilal punya muatan konten yang demikian istimewa, kabar itu sudah terlambat tersebar. Filmnya sudah semakin terkikis di bioskop. Banyak yang ingin nonton kecewa, lantaran bioskop yang memutar tinggal sedikit. Bahkan saat filmnya ditonton Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, sudah terlalu terlambat untuk menyelamatkan Mencari Hilal. Akhirnya, beruntunglah mereka yang sudah menonton film ini di bioskop.*** (Ade/Fir)
Advertisement