Sanksi FIFA Buat Indonesia Belum Memungkinkan Mentas di ASL

Sanksi FIFA membuat Indonesia tidak bisa berinteraksi dengan pihak luar.

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 28 Jul 2015, 02:00 WIB
CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono (depan) berjalan memasuki ruang pertemuan dengan Menpora, Imam Nahrawi di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (27/4/2015). Pertemuan berlangsung tertutup dan berakhir tanpa keputusan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono belum berani bicara panjang lebar soal kemungkinan Indonesia bisa mengikuti gelaran ASEAN Super League (ASL). Sanksi FIFA membuat Indonesia tidak bisa berinteraksi dengan pihak luar.

Federasi sepakbola Asia Tenggara (AFF) digagas pada Agustus 2016 tahun depan. Turnamen tersebut rencananya diikuti klub-klub negara di kawasan ASEAN. Di tahun pertama penyelenggaraan, ASL bakal diikuti klub 12 negara Asia Tenggara yang menjadi anggota AFF. Termasuk Indonesia yang mendapat jatah dua klub.

Soal Indonesia bakal mengirimkan wakil dalam Turnamen tersebut, Joko mengungkapkan, Indonesia masih dalam posisi sulit karena sanksi FIFA. Dia berharap, diskusi lebih jauh soal penyelenggaraan ASL bisa digelar. “Seperti regulasi kompetisi, termasuk aspek teknis dan komersial,” kata pria berkacamata itu dikutip dari Straits Times.

Bahkan, menurut pria asal Ngawi tersebut, jika sanksi FIFA tidak dicabut sampai akhir musim tahun ini. Hampir mustahil tim utusan Indonesia ambil bagian dalam ASL. Mantan manajer Pelita Krakatu Steel itu pun telah menyampaikan pada PSSI perihal mengirimkan tim untuk mengikuti ASL 2016.

Sejauh ini, Joko belum memastikan klub yang bakal menjadi wakil di ASL. “Termasuk, apakah kami membentuk tim baru atau tidak nantinya,” ucap Joko.

Ide ASL telah berhembus 2013 lalu. Namun Federasi sepakbola dunia (FIFA) tampaknya belum memberikan restu. Baru setelah menunggu hampir satu tahun, FIFA memberikan lampu hijau pada sub-konfederasi AFC itu menggelar turnamen ASL.

Dua tahun silam, Joko mengungkapkan, penyelenggaraan ASL perlu pengkajian lebih dalam. Jangan sampai kompetisi domestik negara-negara peserta kalah pamor dengan ASL. Selain itu, di mata Joko, penentuan calon peserta kompetisi pun sejatinya menjadi perhatian utama.

(Rjp/Ary)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya