Tersengat Sentimen Bursa Asia dan AS, IHSG Turun 23 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 23,94 poin ke level 4.747,34 pada pra pembukaan perdagangan saham Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Jul 2015, 09:11 WIB
IHSG (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahan pada awal sesi perdagangan saham. Hal itu mengikuti bursa saham global dan regional.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (28/7/2015), IHSG merosot 23,94 poin (0,50 persen) ke level 4.747,34. Pelemahan indeks saham ini berlanjut pada pukul 09.00 WIB. IHSG melemah 42,44 poin (0,88 persen) ke level 4.728,44. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,19 persen ke level 798,92. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah pada hari ini.

Ada sebanyak 96 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 26 saham menghijau. 35 saham lainnya diam di tempat. Di awal sesi, level IHSG tertinggi sempat berada di level 4.749,74 dan terendah 4.727,67. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 10.052 kali dengan volume perdagangan saham 123,06 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 216,48 miliar.

Secara sektoral, sepuluh sektor saham kompak melemah. Sektor saham keuangan turun 1,37 persen, disusul sektor saham konstruksi tergelincir 1,19 persen, dan sektor saham industri dasar turun 1,15 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing masih melakukan aksi jual pada pagi ini. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 37 miliar. Pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 37 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham BBTN naik 3,39 persen ke level Rp 1.220 per saham, saham TLKM mendaki 0,88 persen ke level Rp 2.850 per saham, dan saham PBRX naik 4,58 persen ke level Rp 685 per saham.

Sedangkan saham-saham berkapitalisasi besar cenderung masih menekan IHSG. Saham BMRI turun 2,09 persen ke level Rp 9.350 per saham, saham BBCA tergelincir 2,97 persen ke level Rp 13.050 per saham, dan saham ASII merosot 0,78 persen ke level Rp 6.375 per saham.

Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan pasar dikhawatirkan dengan perkembangan buruk di China dan harga komoditas anjlok. Ekspektasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve menjelang akhir tahun turut menekan pasar menyusul pertemuan The Federal Reserve pada Selasa pekan ini.  Hal itu berdampak terhadap penurunan bursa saham regional dan global.

Ia menambahkan, kondisi pasar saham global dan kawasan yang kurang bersahabat itu diperkirakan cenderung menekan pasar pada perdagangan hari ini. Dari internal, rilis laba kuartal II 2015 emiten akan turut mempengaruhi sentimen perdagangan saham hari ini. "Rupiah akan bergerak di kisaran support 4.745 dan resistance 4.830, dengan kecenderungan melanjutkan koreksi," ujar David. (Ahm/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya