Liputan6.com, Surabaya - Meskipun belum memasuki tahap komersialisasi, namun layanan 4G LTE Smartfren yang masih dalam proses trial sudah bisa dicicipi oleh sejumlah pengguna di kota-kota besar di Indonesia. Sebelumnya, Smartfren telah melakukan trial di Batam dan Bali.
Tim Tekno Liputan6.com berkesempatan untuk mengikuti drive test 4G Smartfren di Surabaya, Selasa (28/7/2015). Hasil drive test yang kami lakukan, kecepatan rata-ratanya mencapai 20-30 Mbps untuk download dan 3-4 Mbps untuk upload.
Namun, saat memasuki lokasi yang cukup padat penduduk dan melakukan uji coba jaringan dengan berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya, kecepatan untuk download maupun upload menurun drastis yaitu hanya menyentuh angka 5-9 Mbps untuk download dan 1-4 Mbps untuk upload.
"Saat ini coverage jaringan 4G LTE kami (Smartfren) belum mencapai 80 persen, dan umumnya kecepatan jaringan layanan telekomunikasi bisa cukup stabil apabila coverage-nya lebih dari 80 persen. Dan artinya itu sudah layak untuk diluncurkan secara resmi," kata Munir Syahda Prabowo, Head of Network Special Project Smartfren, menanggapi hasil drive test tersebut.
Untuk kecepatan layanan 4G LTE, tambah Munir, semua tergantung dari lokasi dimana pengguna mengakses internet. "Dalam artian, jarak antara lokasi si pengguna dengan menara BTS sangat berpengaruh. Jadi, kalau coverage-nya sudah maksimal, kecepatan internet dijamin akan bisa stabil," paparnya.
Untuk tahap komersialisasinya sendiri, Munir menjelaskan tahap komersial rencananya baru akan digelar pada semester kedua 2015. Sebagai informasi, jaringan 4G LTE Smartfren berjalan di atas spektrum frekuensi 850 MHz dan 2.300 MHz.
Menariknya, Smartfren juga menggunakan dua teknologi 4G LTE berbeda di masing-masing frekuensi tersebut. Pertama, Smartfren menggunakan teknologi jaringan 4G LTE jenis FDD (Frequency Division Duplex) di spektrum frekuensi 850 MHz. Sementara untuk frekuensi 2.300 MHz, Smartfren menggunakan teknologi TDD (Time Division Duplex).
(isk/dew)
Advertisement