Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mencatat kerugian bersih pada Semester I 2015 sebesar Rp 10,5 triliun. Nilai kerugian tersebut turun Rp 25 triliun dibanding dengan Semester I 2014 yang tercatat Rp 35,5 triliun.
Sekretaris Perusahaan PT PLN (Persero) Adi Supriono, mengatakan, laba usaha Perseroan pada semester I 2015 tercatat Rp 24,7 triliun, turun sebesar Rp 4,1 triliun atau 14,2 persen dibanding periode lalu yang tercatat Rp 28,8 triliun.
"Penurunan laba bersih ini terutama karena adanya rugi selisih kurs yaitu dari laba kurs Rp 4,4 trilliun pada Semester I 2014 menjadi rugi kurs Rp 16,9 trilliun pada Semester I 2015," kata Adi, di Jakarta, Rabu (28/7/2015).
Menurut Adi, dengan diberlakukannya Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 mulai tahun 2012, maka sebagian besar transaksi tenaga listrik antara PLN dengan pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) dicatat seperti transaksi sewa guna usaha.
Kondisi ini berdampak pada liabilitas hutang valuta asing PLN yang meningkat signifikan dan laba rugi PLN sangat berfluktuasi dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap valuta asing.
Untuk mengurangi beban akibat mata uang rupiah terdepresiasi terhadap mata uang asing terutama dolar Amerika Serikat (AS), PLN pada April 2015 telah melakukan transaksi lindung nilai atas sebagian kewajiban dan hutang usaha dalam bentuk valuta asing.
Adi melanjutkan, total pendapatan usaha pada Semester I 2015 sebesar Rp 132,54 triliun, lebih rendah Rp 14,5 triliun atau turun 9,8 persen dibandingkan dengan Semester I 2014 yang tercatat Rp 147,01 triliun.
Meski secara total pendapatan mengalami penurunan, namun pendapatan penjualan tenaga listrik PLN pada Semester I 2015 naik menjadi Rp 101,3 triliun. Kenaikannya sebesar Rp 15,5 triliun atau 18,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 85,7 triliun.
Pertumbuhan pendapatan tersebut disebabkan oleh kenaikan volume penjualan kilo Watt hour (kWh) semester I 2015 sebesar 99,4 Terra Watt hour (TWh) atau naik 1,8 persen dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 97,6 TWh, serta adanya kenaikan harga jual rata-rata dari sebesar Rp 878,44 per KWh menjadi Rp 1.018,87 per KWh. (Pew/Gdn)
PLN Rugi Rp 10,5 Triliun pada Semester I 2015
PLN pada April 2015 telah melakukan transaksi lindung nilai atas sebagian kewajiban dan hutang usaha dalam bentuk valuta asing.
diperbarui 29 Jul 2015, 16:46 WIBListrik PLN. (Agus Trimukti/Humas PLN)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Begini Cara Termudah Membersihkan Hati, Penjelasan Buya Yahya
VIDEO: Gerai Sosis Wina Mendapat Pengakuan UNESCO
Cara Membuat Roti Bakar Lezat dan Praktis untuk Sarapan
Sanksi Pidana untuk Anggota Polda Sumsel yang Tidak Netral Saat Pilkada 2024
Sinergi Aparat dan Masyarakat, Pilkada Sumsel 2024 Zero Conflict
VIDEO: Taylor Swift Habiskan Black Friday di Tengah Lautan Merah saat Sang Pacar Menghadapi Raiders
Range Rover Evoque Anyar Mengaspal di Indonesia, Harga Nyaris Rp 2 Miliar
Diplomasi Monyet Emas Hidung Pesek Asal China untuk Prancis
Gelar Reuni Akbar, Persaudaraan Alumni 212 Undang Prabowo
Tak Banyak yang Tahu, Ini 6 Manfaat Melamun untuk Kesehatan Mental
Ingin Jadi Pusat Kripto Dunia, Hong Kong Kaji Keringanan Pajak
Wanita Ini Kira Patung Restoran sebagai Kuil Buddha, Terlihat Sedang Berdoa