Liputan6.com, Jakarta - Pelatih Persipasi Bandung Raya (PBR) Dejan Antonic merupakan salah satu generasi emas Red Star Belgrade, klub eks-Yugoslavia yang bermarkas di Rajko Mitić Stadium, Belgrade, Serbia. Sebagai pemain muda pada tahun 1991, Dejan ikut merasakan trofi Piala Champions Eropa bersama pelatih AC Milan sekarang, Sinisa Mihajlovic.
Sebagai putra daerah, membela Red Star adalah kebanggaan bagi seoarang Dejan. Pria kelahiran Belgrade 46 tahun silam itu mengungkapkan bagaimana anak-anak Yugoslavia yang kini pecah menjadi Serbia dan Montenegro, dididik keras untuk menjadi pesepak bola hebat seperti Mihajlovic hingga Dejan Savicevic.
"Dari kecil kami diberi tahu kalau harus kerja keras untuk bisa sukses. Sekarang hasilnya kelihatan, bukan hanya sebagai pemain, tapi juga saat jadi pelatih. Dimana-mana saya sukses," kata Dejan kepada Liputan6.com, Rabu (29/7) siang.
Pada final Piala Champions 1991, (kini Liga Champions) Red Star bertemu klub Perancis Olimpique de Marseille. Red Star menang 5-3 lewat drama adu penalti dan Mihajlovic menjadi salah satu eksekutornya.
"Saat itu saya tidak main, tapi tetap di bawa ke Bari (Italia). Saya masih jadi pemain muda," kata Dejan yang dulu bermain sebagai gelandang itu.
Advertisement
Disiplin Ketat
Mijahlovic baru diumumkan sebagai pelatih AC Milan menggantikan Filippo Inzaghi pertengahan Juni lalu. Mantan allenatore Sampdoria itu baru saja mengakui kalau pemain Rossoneri tak terbiasa berlatih dengan intensitas tinggi.
Agaknya disiplin ketat memang menjadi karakter Mihajlovic sejak menjadi pemain. Hal ini diakui oleh Dejan Antonic, mantan rekannya selama bermain di Red Star Belgrade. Pertemuan sahabat lama itu diingat Dejan terjadi sekitar dua tahun lalu ketika Mihajlovic masih menangani tim nasional Serbia.
"Dia orang yang disiplin dan suka bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang dia mau. Malah kadang-kadang saya pikir terlalu keras," kata Dejan.
Saat membela klub berjuluk Crveno-beli (Si Merah-Putih) itu, Mihajlovic diplot sebagai bek kiri. "Dia memakai nomor punggung 11 dan saya sebagai gelandang," kata mantan pelatih Arema Indonesia tersebut.
"Mungkin pemain Milan belum terbiasa dengan karakter keras dia, apalagi banyak pemain bintang di sana. Tapi saya yakin disiplinnya itu bagus buat klub," pungkas Dejan. (Jnp/Ary)
Baca Juga
Manchester United Jual Di Maria Seharga 2,5 Liter Pertalite
Romero Datang, De Gea Bukan Kiper Utama Manchester United Lagi
Advertisement