Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Timah (Persero) Tbk (TINS) menyatakan permintaan hasil tambangnya akan tetap tinggi pada 2015 meski ekonomi global tengah lesu.
Direktur Komersial PT Timah, Dadang Mulyadi mengungkapkan kinerja perusahaan tidak terpengaruh ekonomi global lesu karena mayoritas penjualan PT Timah Tbk lebih berorientasi untuk bahan baku produk.
Advertisement
"Timah itu dibutuhkan hampir di setiap industri, misalnya produksi hand phone itu tanpa timah tidak bisa. Kalau pakai bahan emas, tidak mungkin Anda bisa beli handphone," kata Dadang di Jakarta, Rabu (29/7/2015).
Dadang juga mengapresiasi langkah Kementerian Perdagangan dan PT Bursa Komoditi dan Derevatif Indonesia (BKDI) mengenai pelaksanaan peraturan Menteri Perdagangan nomor 33 tahun 2015 soal timah murni batangan wajib diperdagangkan melalui bursa timah, baik yang akan diekspor maupun diperdagangkan di dalam negeri.
Dengan peran BKDI yang terus mensosialisasikan hal itu, secara langsung nantinya akan mempengaruhi penjualan timah mengingat daya tarik pasar akan meningkat.
"Alhasil semua hasil barang akan halal, tidak diragukan, maka permintaan kita harap bisa meningkat dengan fasilitas transaksi melalui bursa timah Indonesia ini," tegas dia.
Saat ini PT Timah Tbk menjadi satu-satunya perusahaan yang menjual timah ke pasar lokal dari total 26 perusahaan atau smelter yang berproduksi di Indonesia. 25 perusahaan lainnya memiliki orientasi sepenuhnya untuk ekspor.
Seperti diketahui, PT Timah Tbk mencetak pertumbuhan laba bersih 9,89 persen menjadi Rp 637,97 miliar pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 580,54 miliar. Pertumbuhan itu sejalan dengan kenaikan pendapatan sebesar 25,95 persen menjadi Rp 7,37 triliun dari Rp 5,85 triliun. (Yas/Ahm)