Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) memutuskan mengkaji ulang pembangunan proyek tanggul laut raksasa atau dikenal National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Tujuannya sebagai langkah penyelamatan daerah-daerah pesisir di Indonesia dari banjir.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, selama ini fokus proyek NCICD hanya pada tanggul raksasa berbentuk burung garuda. Dibalik gambar besar ini, pemerintah harus memikirkan dampak yang bisa ditimbulkan dari megaproyek tersebut.
"Jadi kita kaji ulang, menambah tugas badan di bawah Kementerian Pekerjaan Umum secara lebih komprehensif, menata wilayah kota-kota di pantai, karena masalah bukan cuma di Jakarta, tapi Semarang, Pantai Utara Jawa dan daerah lain yang sudah terkena abrasi," papar dia di kantornya, Jakarta, Kamis (30/7/2015).
Paling prioritas, kata Sofyan, daerah Jakarta dan sekitarnya karena penurunan tanah di Ibukota sudah semakin tinggi. Sehingga kerap dilanda banjir besar sampai volume air mencapai 700 liter per detik dan tidak mampu menampung debit air tersebut.
Badan penanganan NCICD ini, lanjutnya, harus rutin melaporkan kajian tersebut setiap enam bulan. Meski demikian, sudah ada studi yang dihibahkan dari Korea dan Belanda terkait turunnya permukaan tanah, arus laut dan sebagainya.
"Karena ada dua pandangan turunnya permukaan tanah, bisa karena kelebihan pengambilan air tanah dan bukan karena itu melainkan tanah Jakarta terus berkonsolidasi mengingat dulu adalah rawa-rawa yang kini menjadi daratan," jelas Sofyan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menambahkan, pemerintah mempercayakan badan di bawah Kementerian PU untuk merampungkan kajian mengenai solusi di daerah pesisir akibat proyek NCICD.
"Jangan sampai daerah pesisir lain seperti Jakarta, mengalami penurunan tanah. Jangan juga hanya memindahkan bencana, misalnya persoalan ini selesai, cengkareng tenggelam. Karena Jakarta jadi korban pertama. Jadi harus dicari bagaimana penanggulangannya," terang dia.
Jawa Barat, kata Deddy, mengkhawatirkan daerah Cirebon yang mencatatkan pertumbuhan luar biasa seiring pembangunan bandara Internasional di Majalengka.
"Jangan cuma mikir Jakarta melulu, kalau begitu, bisa tenggelam semua. Jadi harus dikaji, lalu dipelajari dan direalisasikan. Sekarang kan masih au ah lap, kajian dulu," cetus dia. (Fik/Ndw)
Cegah Jakarta Tenggelam, Proyek Tanggul Raksasa Dikaji Ulang
Penurunan tanah di Jakarta sudah semakin tinggi sehingga kerap dilanda Banjir.
diperbarui 30 Jul 2015, 14:42 WIB(Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur Praditya)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Intip Parfum Pilihan 4 Pemenang GADIS Sampul 2024, Cocok untuk Remaja Putri
Gugur Lagi, Inilah 5 Tim yang Kalahkan RRQ Hoshi di M Series World Championship
Mengenal Ingenuity, Helikopter Pertama yang Terbang di Mars
Kisah Abah Guru Sekumpul Pindahkan Hujan Besar dalam Sekejap, Karomah Wali
Cerita Mengerikan Dwi Ayu Dihina dan Dianiaya Anak Bos Toko Roti, Dilempar Meja hingga Kursi
Viral Wanita Temukan Sampah Plastik Masih Utuh Meski Berusia 20 Tahun
Opsen Pajak Kendaraan Bermotor Berlaku 5 Januari 2025, Apa Itu?
Saat Wiridan Dianggap Tidak Penting tapi Gak Punya Duit Bermasalah Banget, Sindiran Pedas Gus Baha
Peristiwa 17 Desember 1942: Lahirnya Soe Hok Gie
Wakil Ketua DPR RI Apresiasi Masyarakat Bandung Deklarasi Berantas Judol
Gaya Glamor Valerie Thomas Dampingi Putra Bungsu Zulkifli Hasan di Pernikahan Putri Zulhas dan Zumi Zola
Asal Usul Penamaan Kota Kudus Jawa Tengah hingga Peran Ulama Besar Ja'far Shodiq