Liputan6.com, Jakarta - Atlet bulu tangkis Lindaweni Fanetri, akan turun dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis atau TOTAL BWF World Championships 2015 nanti. Menjadi satu-satunya wakil dari Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional) PB PBSI di sektor tunggal putri, tak dianggapnya sebagai tekanan lebih.
Kepada Liputan6.com, perempuan kelahiran Jakarta, 18 Januari 1990 silam itu bercerita tentang dukungan keluarganya, ambisi untuk menjelajahi Indonesia, hingga kebiasaan unik yang tak pernah diketahui orang banyak.
Berikut wawancara eksklusif dengan Lindaweni Fanetri, pebulu tangkis peringkat 42 BWF (Federasi Bulutangkis Dunia):
Selamat sore Linda, apa kabar?
Baik. Pertanyaannya jangan lebih horor dari malam Jumat ya. hehehe.
Bagaimana persiapan jelang Kejuaraan Dunia? Apakah tekanannya lebih besar dari Indonesia Open Juni kemarin?
World Championship pasti beda tekanannya karena hanya beberapa wakil saja di tiap negara dan tak semua bisa main. Supaya tidak jadi beban harus tetap fokus, anggap saja seperti Premier Super Series.
Apakah status tuan rumah jadi tekanan buat seorang Linda?
Tidak, karena dibuat senyaman mungkin. Apalagi ada dukungan suporter. Kemarin di Premier (BCA Indonesia Open World Superseries Premier 2015) saja besar seperti itu. Belum tentu 2-3 tahun ke depan diadakan di Indonesia lagi.
Selain suporter, bagaimana dukungan dari orang-orang terdekat?
Support-nya macam-macam, seperti diingatkan untuk jaga pola makan. Atau kalau saya sedang capai, mereka tidak menelepon.
Sesering apa keluarga mengunjungi Linda atau sebaliknya?
Kebetulan saya berasal dari Jakarta, jadi sudah pasti akhir pekan bertemu. Atau tinggal menelepon keluarga minta jemput.
<img alt="Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Linda Wenifanetri (kanan) berbincang dengan pelatihnya, Sarwendah di Pelatnas PBSI, Jakarta, Kamis (30/7). Linda Weni akan tampil di Kejuaraan Dunia Bulutangkis, Agustus mendatang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah" src="http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/948690/big/014016800_1438918718-20150730-Pelatnas_PBSI-Jakarta_5_alt.jpg" class="big" />
Apa yang dirindukan dari keluarga?
Makanan rumah pasti, apalagi masakan mama. Saya suka sup ayam kampung buatan mama. Itu seger banget karena bumbunya diolah sendiri.
Punya saudara yang meneruskan jadi atlet?
Tidak ada. Adik dan kakak saya sekolah. Papa saya memang hobi bulu tangkis dan awalnya kakak saya yang terjun. Saya hanya ikut-ikutan, tapi akhirnya saya yang melanjutkan (karier menjadi atlet).
Sudah sejak kapan terjun di bulutangkis?
Advertisement
Sejak kelas V SD.
Idola sewaktu kecil?
Susi Susanti. Kalau sekarang bergeser ke Zhang Ning dari China. Tunggal Putra Taufik Hidayat.
Apa hobi kamu?
Saya suka travelling atau naik gunung. Saya juga suka pergi ke pantai. Tiap tahun saya nggak bosan untuk pergi ke Bali.
Gunung yang baru saya daki hanya Gunung Gede, soalnya tidak bisa jauh-jauh. Kalau ke Semeru memakan waktu seminggu. Oh ya, saya paling penasaran dengan Raja Ampat. Kalau sudah tidak bermain lagi, saya ingin menjelajahi Indonesia. Misalnya dalam sebulan bisa berpindah-pindah tempat.
Ada cinta lokasi antara sesama atlet Pelatnas?
Mungkin ada di sini. Saya biasa saja karena sudah kenal mereka sejak lama.
Apa kebiasaan atau hal unik yang tidak diketahui orang banyak dari seorang Linda?
Ada satu kebiasaan saat makan es krim. Saya suka meniupnya seakan-akan itu panas. Satu lagi, saya tidak bisa membedakan kanan dan kiri. Dari kecil suka bingung, kalau ingin ke kanan atau kiri harus ditunjuk pakai tangan.
Kalau pensiun dari pebulu tangkis, apakah terpikir untuk jadi pelatih?
Mungkin tidak, karena saya tipe orang yang belum bisa melatih. Masih deg-degan. Saya ingin mencoba hal baru. (Tho/Bog)