Kemenperin Dorong Peran Industri Nasional di Program 35 Ribu MW

Nilai kebutuhan material pembangunan transmisi selama 10 tahun diperkirakan mencapai Rp 76,16 triliun.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Jul 2015, 10:53 WIB
Kelima pembangkit tersebut yaitu PLTU Sumsel 8 2x600 MW, PLTU Sumsel 9 2x600 MW, PLTU Sumsel 10 1x600 MW, PLTU Batang 2x1.000 MW, dan PLTU Indramayu 1x1.000 MW. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Industri baja dalam negeri diyakini mampu memenuhi kebutuhan proyek transmisi sepanjang 46.597 kilometer (km) sebagai bagian dari program pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW). Selain baja, produsen komponen listrik nasional juga dianggap mumpuni untuk memasok ke proyek raksasa tersebut.

Menteri Perindustrian, Saleh Husin menjelaskan, rencananya jaringan dalam program kelistrikan 35 ribu MW tersebut terdiri dari transmisi 150 KV, 275 KV dan 500 KV yang akan dibangun selama 10 tahun mulai 2015 hingga 2024. Di antara ketiganya, transmisi 150 KV menjadi jaringan terpanjang yaitu hingga 40.413 km.

Mencermati bentangan proyek transmisi tersebut, Saleh Husin memperhitungkan kebutuhan komponen yang cukup besar dan dapat diproduksi oleh industri di dalam negeri.

"Di transmisi 150 KV saja, setiap satu kilometer butuh 3 unit tower. Berat satu tower 10 ton per km hingga 30 ton per km. Nah, sampai di sini saja, jelas-jelas proyek ini dapat menggerakkan dan menghidupi Krakatau Steel dan produsen baja nasional lainnya," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (31/7/2015).

Saleh merinci, komponen material tower terdiri dari besi profile siku L  yang porsinya mencapai 86 persen dari berat tower, besi profile plate  yang porsinya sebesar 10 persen dan baut  dengan porsi 4 persen.

Produsen komponen nasional juga diyakini berperan dan menikmati proyek ini seperti pabrikan kawat penghantar (konduktor) dan insulator keramik. Kebutuhan masing-masing komponen tersebut mencapai 9,3 ton per km dan 346 unit per km.

Sementara untuk transmisi 275 KV, jumlah tower sebanyak 2,5 unit per km dengan berat 45 ton per km. Jaringan transmisi 500 KV membutuhkan 2 unit per km dan berat tower 80 ton per km. Selain tower listrik, kabel dan insulator keramik, masih ada lagi kebutuhan fitting dan asesoris. Secara total, nilai kebutuhan material transmisi selama 10 tahun diperkirakan mencapai Rp 76,16 triliun.

"Garis besarnya, ini melibatkan industri baja, produsen kawat, komponen, tower atau menara, dan dibangun oleh kontraktor nasional. Untuk itu, Kementerin Perindustrian akan memperjuangkan penggunaan komponen dalam negeri di proyek transmisi ini agar industri nasional mendapat manfaat sebesar-besarnya," kata dia.

Selain mampu memenuhi kebutuhan proyek transmisi, perusahaan dalam negeri juga sanggup memproduksi barang modal untuk memasok pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan seperti pembangkit.

Saleh mencatat, produsen turbin berkapasitas hingga 27 MW sebanyak 3 perusahaan, generator hingga 10 MW sebanyak 2 perusahaan, boiler sampai 660 MW sebanyak 10 perusahaan, transformator 5 perusahaan, kompresor 2 perusahaan, pressure vessels 2 perusahaan, dan panel sebanyak 3 perusahaan.

Selanjutnya, produsen KWH meter sebanyak 5 perusahaan, pompa industri 4 perusahaan, elektromotor 2 perusahaan,  konstruksi dan rekayasa atau engineering, construction and procurement ada 12 perusahaan dan industri baja sebanyak 12 perusahaan. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya