Liputan6.com, Jakarta - Beberapa daerah di Indonesia seperti Jawa, Sulawesi Selatan, Lampung, Bali, NTB, dan NTT telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 60 hari. Berdasarkan pantauan peta monitoring Hari Tanpa Hujan, wilayah-wilayah tersebut telah kering sejak Mei 2015 seperti diungkapkan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya.
Menurut Andi, musim kemarau tahun ini lebih panjang dibandingkan tahun 2014 sehingga awal musim hujan 2015/2016 mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan tahun ini terjadi fenomena el-nino yang telah mencapai level moderat dan diprediksi menguat mulai Agustus sampai dengan Desember 2015.
Advertisement
Daerah di Indonesia yang berpotensi kena dampak el-nino meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan seperti diungkapkan Andi. Diprediksi hujan baru turun di akhir tahun.
"Di sebagian besar wilayah Indonesia musim hujan baru diprediksi akan mulai pada November atau Desember," terang Andi seperti dikutip Health-Liputan6.com pada Jumat (31/7/2015) dari siaran pers resmi BMKG.
Andi menambahkan bahwa wilayah NTB dan NTT mengalami musim kemarau panjang. NTT dan NTB telah memasuki musim kemarau sejak bulan Maret 2015 dan diprediksi akan berlangsung sampai dengan November 2015. Sementara untuk wilayah Jawa memasuki musim kemarau sejak Apil 2015 dan diprediksi berlangsung hingga Oktober 2015.
Kondisi ini akan menyebabkan masa paceklik atau gagal panen, sedangkan pada sektor kehutanan akan berdampak pada kebakaran hutan dan lahan seperti dituturkan Andi.
Namun, di balik imbas negatif dari kondisi ini, ada dampak positif bagi sektor kelautan karena suhu muka laut di wilayah Indonesia sebagian menjadi dingin sehingga dapat menambah populasi ikan yang nantinya dapat meningkatkan tangkapan ikan dan potensi garam.