Anggota Panitia Jamin Muktamar Muhammadiyah Bebas Intervensi

Hal ini lantaran sistem pemilihan dan kedewasaan Muhammadiyah dalam berdemokrasi dinilainya sudah teruji.

oleh Muhammad Ali diperbarui 02 Agu 2015, 16:29 WIB
Muktamar Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan. (muktamar47.muhammadiyah.or.id)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Panitia Pemilih Muktamar Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay, mengatakan Muktamar Muhammadiyah yang berlangsung di Makassar, Sulawesi Selatan, dipastikan bersih dari intervensi partai politik. Hal ini lantaran sistem pemilihan dan kedewasaan Muhammadiyah dalam berdemokrasi dinilainya sudah teruji.

"Di Muhammadiyah ini aneh. Justru yang kelihatan kasak-kusuk dan ambisius akan ditinggalkan. Kelahiran tokoh dan pemimpin Muhammadiyah selalu natural. Tidak ada pemimpin karbitan yang tiba-tiba muncul begitu saja," kata Saleh dalam keterangan tertulisnya, Minggu (2/8/2015).

Selain itu, sistem dan mekanisme pemilihan berjenjang dan panjang juga menyebabkan sulitnya intervensi. Sebelum muktamar, sistem dan mekanisme pemilihan telah dibicarakan pada sidang tanwir satu tahun sebelum muktamar.

Jika ada yang perlu disempurnakan, dibicarakan pada sidang tanwir itu. Pada saat peserta datang ke arena muktamar, biasanya tidak ada lagi yang mempersoalkan. Mulai dari pengusulan calon, pemilihan bakal calon, sampai pemilihan formatur di muktamar sudah diatur sebelumnya.

Karena itu, persaingan yang terjadi biasanya selalu berjalan dengan santun. Prinsip berlomba dalam kebaikan menjadi dasar dalam persaingan.

"Karena itu, tidak ada black campaign. Kalaupun ada yang coba-coba, biasanya tidak akan didengar. Apalagi, muktamirin sudah mengenal rekam jejak masing-masing kandidat," ujar mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah ini.

Selain itu, Muktamar Muhammadiyah memilih 13 orang calon formatur. Dengan memilih formatur, sulit bagi siapa pun untuk ikut campur. Dengan peserta yang mencapai 2.500 orang, tentu sangat sulit mengarahkan para pemilih kepada kandidat tertentu.

"Kadang-kadang formatur 13 juga heran mengapa suaranya lebih banyak dari yang lain. Itu menandakan kalau sebelum pemilihan mereka tidak pernah menghitung dan mereka-reka berapa suara yang akan diperoleh," tukas Saleh. (Ali/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya