Potret Menembus Batas: Columnar Joint dalam Peradaban

Situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, menyimpan jutaan columnar joint. Situs yang disebut sebagai jejak peradaban tertua di dunia.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Agu 2015, 02:12 WIB
Situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, menyimpan jutaan columnar joint. Situs yang disebut sebagai jejak peradaban tertua di dunia.

Liputan6.com, Cianjur - Batu-batu raksasa menjulang tinggi ke angkasa. Bentuknya serupa bangunan. Tersusun rapi, layaknya dibangun dengan tujuan tertentu. Devils Tower, berdiri kokoh di Negara Bagian Wyoming, Amerika Serikat. Tingginya mencapai 400 meter dari permukaan tanah. Susunan sempurna terdiri dari ratusan batu berbentuk heksagonal.

Columnar joint atau yang dalam bahasa geologi disebut kekar tiang atau kekar kolom, ada sejak jutaan tahun silam. Columnar joint biasanya berbentuk hexagonal dan memanjang. Ini suatu misteri yang sangat menarik bagi dunia ilmu pengetahuan, terutama para ahli arkeologi, geologi, bahkan antropoligi dunia. Dari urusan keterbentukannya hingga kedudukannya dalam peradaban manusia.

Gunung Padang, situs yang berada di kawasan Cianjur, Jawa Barat, juga menyimpan jutaan columnar joint. Situs yang disebut sebagai jejak peradaban tertua dunia. Bahkan usianya diklaim lebih tua dari piramida di Mesir yang hanya 2.500 sebelum Masehi dan situs Gunung Padang 3.500 tahun sebelum Masehi.

Tumpukan columnar joint ini kurang lebih 4 meter dari bibir pantai. Bukit ini juga menyimpan formasi columnar joint, jaraknya sekitar 200 meter dari bibir pantai.
 
MARI (Masyarakat Arkeologi Indonesia) mulai mengamati kedudukan columnar joint dalam fase kebudayaan Tatar Sunda. Sedikitnya 2 punden berundak di Gunung Tangkil menambah deret peninggalan megalitikum, alias budaya batu besar yang dikenal di Indonesia sejak 3.500 tahun sebelum Masehi.

Belum ada data valid mengenai rentang usia situs Gunung Tangkil yang ada di Pelabuhan Ratu ini. Penelitian di situs seluas lebih dari 4 hektare ini memang belum intensif. Baru dalam 3 bulan terakhir lokasi ini menyita perhatian arkeolog dan peminat sejarah.

Situs Gunung Tangkil menambah pijakan, peninggalan budaya manusia prasejarah yang memilih memanfaatkan columnar joint. Tak jauh dari situs Gunung Tangkil, sekitar 12 kilometer columnar joint juga berdiri kokoh. Punden berundak pangguyangan sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.

Bersama menhir alias batu tegak setinggi sekitar 3 meter yang dikenal dengan sebutan Tugu Gede. Batu dakon digunakan sebagai alat penentu masa tanam dan panen pada sistem kalender masyarakat agraris kuno. Pandangan kaum arkeolog soal pemilihan batu sebagai salah satu tonggak perjalanan peradaban manusia di Nusantara berubah.

Yupa, batu bertulis tempat menambatkan persembahan sapi peninggalan kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Adalah bukti columnar joint tidak hanya dimanfaatkan apa adanya, seperti temuan sebelumnya.

Prasasti batu tulis di Kota Bogor, Jawa Barat, penanda kejayaan Kerajaan Pajajaran. Juga menguatkan bukti itu.

Hingga masa kerajaan Majapahit lewat tinggalan batu penambat hewan gajah di Trowulan, Jawa Timur, seluruhnya memanfaatkan batu columnar joint. Namun dari kesemuanya, situs megalitikum Gunung Padang paling monumental.

Hampir semua bagian bangunan punden berundak di Cianjur, Jawa Barat, menggunakan pilar batu basaltik atau batu yang terbentuk dari pendinginan lava di atas permukaan bumi.

Columnar berarti batu yang terbentuk alamiah seperti kolom atau tiang. Sedang joint adalah rekahan-rekahan pada batuan dari lava yang mengalami pendinginan, kemudian meretak dan menyusut.

Pada umumnya columnar joint berbentuk seragam, heksagonal atau persegi enam. Columnar joint biasanya ditemukan di daerah kemunculan magma dangkal, daerah intrusif magma. Atau dari saluran leher gunung api, dan situs Gunung Padang diduga batuannya dari saluran leher gunung api purba.

Gunung Padang, bangunan purbakala megalitikum terbesar di Asia Tenggara. Bagi dunia arkeologi, punden berundak Gunung Padang bagian penting dalam almanak peradaban di nusantara. Misteri bangunan pemujaan yang diduga menggunakan batuan berumur lebih dari 10.000 tahun sebelum Masehi.

Kaum geolog dibuat terkesima dengan struktur bebatuan membentuk piramida ini. Penggalian berusaha menyingkap porsi campur tangan manusia prasejarah dan mereka-reka teknologi pembuatannya.

Beberapa alhi geologi menyebut fakta campur tangan manusia pra-sejarah begitu dominan, di balik kokohnya bangunan di situs Gunung Padang, semakin menguat.

Meskipun begitu, Gunung Padang tetap menyisakan segudang teka-teki. Seperti seputar sumber daya columnar joint sebagai pembentuk peradaban.

Columnar joint telah menghasilkan banyak mitologi dalam kehidupan manusia. Seperti di batu karut. Batu ini dianggap gerbang dunia ruh leluhur tatar Sunda dan lautan lepas. Sedang situs gunung dianggap tempat yang tinggi dan suci, tempat berkumpulnya ruh para leluhur.

Monumen 5 teras tak jarang jadi tempat merapal doa. Magnet untuk dunia arkeologi dan geologi, pemuja kekuatan magis.

Bagaimana rupa dan bentuk peradaban columnar joint yang ada di Cianjur, Jawa Barat? Saksikan selengkapnya dalam tayangan Potret Menembus Batas SCTV, Minggu (2/8/2015), berikut ini. (Dan/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya