Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi inflasi Juli 2015 sebesar 0,93 persen. Raihan tersebut gagal mencetak rekor terendah sepanjang periode yang sama dalam kurun waktu 5 tahun terakhir seperti yang diperkirakan pemerintah maupun Bank Indonesia (BI).
Kepala BPS, Suryamin saat Konferensi Pers Inflasi Juli 2015, mengatakan, realisasi inflasi bulan ketujuh ini tercatat 0,93 persen persis sama dengan Juli tahun lalu. Hal tersebut sesuai prediksi bahwa laju inflasi Juli berada di bawah angka 1 persen, bahkan pengamat meramalkan inflasi mencapai 0,65 persen.
"(Inflasi) persis sama dengan Juli 2014 sebesar 0,93 persen," ucap dia di kantornya, Jakarta, Senin (3/8/2015).
Jika dilihat, kata Suryamin, inflasi pada bulan ketujuh 2015 masih lebih tinggi dibanding realisasi inflasi Juli 2012 dan 2011. Dari catatannya, inflasi Juli 2013 mencapai 3,29 persen, Juli 2012 sebesar 0,7 persen, Juli 2011 sebesar 0,67 persen dan 1,57 persen diperiode bulan ketujuh 2010.
Katanya, dari data ini menunjukkan bahwa inflasi Juli 2015 gagal mencetak rekor terendah selama periode yang sama 5 tahun terakhir. "Iya, gagal cetak rekor, karena 5 tahun lalu ada yang lebih rendah. Momen Lebaran di pertengahan Juli, dan tarif angkutan berdampak besar meski komoditas lain ada kecenderungan menurun juga," terang Suryamin.
Penyumbang inflasi 0,93 persen pada Juli 2015 terbesar berasal dari bahan makanan dengan andil 2,02 persen; transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,74 persen, serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,51 persen.
"Sebab Juli tahun ini ada dua momen yang mempengaruhi tarif transportasi, yakni sebelum Lebaran ada arus mudik dan arus balik. Jadi sangat besar dampaknya," ucap dia.
Suryamin menjelaskan, pengendalian harga di Jawa oleh pemerintah sudah cukup baik sehingga inflasi berada di bawah 1 persen. Sementara di luar Jawa, pemerintah harus meningkatkan pengendalian harga.
"Kalau dilihat inflasi inti dari tahun ke tahun 4,86 persen menunjukkan gelaka ekonomi ke arah yang lebih baik mesi nilai tukar rupiah mengalami pelemahan," tukasnya. (Fik/Gdn)
Inflasi Juli 2015 Gagal Cetak Rekor Terendah
Penyumbang inflasi terbesar pada Juli 2015 berasal dari bahan makanan dengan andil 2,02 persen.
diperbarui 03 Agu 2015, 14:55 WIBPenyumbang inflasi terbesar pada Juli 2015 berasal dari bahan makanan.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ustadz Adi Hidayat Bagikan Amalan dan Cara Ampuh Menghilangkan Kebiasaan Buruk
13 Remaja Diamankan Polisi saat Hendak Tawuran di Grogol, Celurit-Stik Golf Disita
Malam Tahun Baru di Central Park New York Tak Ada Pertunjukan Kembang Api atau Drone, Kenapa?
6 Rekomendasi Oleh-Oleh Kekinian Khas Bandung, Mana Favorit Anda?
Ganjil Genap di Jakarta Tidak Berlaku Hari Ini Minggu, 29 Desember 2024
Fokus Jangka Panjang dengan Akademi Voli, Jakarta Electric PLN Bidik 4 Besar di PLN Mobile Proliga 2025
Titi DJ Ungkap Rahasia Awet Mudanya, Termasuk Masih Tetap Lakukan Operasi Plastik di Korea Selatan
Walhi Sumbar Catat Banyak Pelanggaran, Yulian Gunhar Minta PLTU Ombilin Ditindak
Miliarder Muda ini Bagikan Filosofi Dasar Investasi
Ancol Targetkan 150 Ribu Pengunjung di Libur Natal dan Tahun Baru 2025
Top 3 Islami: Penghafal Al-Qur'an Harus Hafal 30 Juz? Simak Penjelasan UAH
Cuaca Hari Ini Minggu 29 Desember 2024: Langit Jabodetabek Pagi Hari Mayoritas Berawan