Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi inflasi Juli 2015 sebesar 0,93 persen. Selain kenaikan bahan makanan, pemicu utamanya lainnya adalah kenaikan tarif angkutan darat seperti bus dan angkutan udara yaitu tiket pesawat terbang di momen puasa dan Lebaran.
Kepala BPS, Suryamin mengungkapkan, bahan makanan dengan andil inflasi tertinggi sebesar 2,02 persen. Kontribusi lain dari transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,74 persen (tarif transportasi) serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,51 persen.
"Juli tahun ini ada dua momen yang mempengaruhi tarif transportasi, yakni sebelum Lebaran ada arus mudik dan arus balik. Jadi sangat besar dampaknya," tegas dia di kantornya, Jakarta, Senin (3/8/2015).
Adapun penyebab inflasi Juli 2015 ini, antara lain :
1. Tarif angkutan udara mengalami perubahan harga 24,4 persen dengan andil inflasi 0,2 persen karena ada Idul Fitri, selain adanya dua momen arus mudik dan balik di Juli. Kenaikan harga terjadi di 52 kota IHK, tertinggi di Pontianak 72 persen dan Pangkal Pinang 70 persen.
2. Tarif angkutan antar kota (bus) dengan kenaikan rata-rata 11,8 persen dan andil inflasi 0,1 persen. Terjadi peningkatan harga karena kenaikan tarif saat Lebaran. Kenaikan harga terjadi di 58 kota IHK, paling tinggi di Cirebon 42 persen dan Purwokarto 36 persen.
3. Ikan segar mengalami perubahan harga 3 persen dengan andilnya 0,09 persen karena pengaruh cuaca, hanya saja belum masuk El Nino. Sebab El Nino justru akan meningkatkan produksi ikan.
4. Daging ayam ras dengan perubahan harga 6,19 persen dan andil inflasi 0,08 persen. Permintaan daging ayam ras meningkat di Ramadan dan Lebaran. Kenaikan harga terjadi di 66 kota IHK, tertinggi di Cilacap dan Bukit Tinggi masing-masing 22 persen, dan Tangerang 18 persen.
5. Cabai merah kenaikan harganya 14,36 persen, dengan andil 0,08 persen karena permintaan meningkat. Terjadi di 52 kota, Sampit naik 72 persen, Tanjung Pandan 58 persen.
6. Beras kenaikan harga 0,68 persen dengan andil inflasi 0,03 persen karena pasokan sudah mulai berkurang, panen raya hampir habis. Peningkatan harga terjadi di 52 kota, tertinggi Bulukumba dan Bandung masing-masing 4 persen, Bekasi dan Pangkal Pinang masing-masing 3 persen.
7. Daging sapi mengalami kenaikan harga 4,76 persen dengan andil inflasi 0,03 persen karena meningkatnya permintaan di Hari Idul Fitri. pasokan terbatas. Kenaikan harga terjadi di 71 kota IHK, tertinggi di Depok 14 persen, Lubuk Linggau 12 persen.
8. Cabai rawit perubahan harga sampai 30,16 persen dengan andil inflasi 0,03 persen. Karena meningkatnya permintaan. Kenaikan terjadi di 60 kota IHK, paling tinggi di Sumenep sampai 99 persen dan Semarang 87 persen.
9. tarif kereta api dengan perubahan harga 6,94 persen dan andil inflasi 0,02 persen karena permintaan jasa angkutan meningkat selama Lebaran. Kenaikan harga terjadi di 19 kota IHK, Cirebon 40 persen dan Semarang 24 persen.
Sementara penyumbang deflasi:
1. Bawang merah perubahan harga turun 7,74 persen dengan andil deflasi 0,08 persen. Penurunan harga terjadi di 78 kota, tertinggi di Pare-pare 38 persen dan Kupang 34 persen.
2. Telur ayam ras mengalami perubahan harga deflasi 4,12 persen dengan andil deflasi 0,03 persen karena pasokan cukup banyak. Penurunan harga terjadi di 48 kota, paling tinggi penurunan 11 persen dan Sorong 12 persen.
3. Tomat sayur mengalami defasi 0,01 andil deflasi 0,01 persen.
4. Tomat buah andil deflasi 0,01 persen.
5. Emas perhiasan dengan andil deflasi 0,01 persen.
6. Tarif jalan tol andil inflasi 0,01 persen karena ada diskon dari pemerintah.
(Fik/Gdn)
Energi & Tambang