Liputan6.com, London - Pada 31 Juli 2015 lalu, terjadi sebuah peristiwa alam yang disebut Blue Moon. Peristiwa tersebut terjadi di wilayah Inggris dan sempat menjadi pusat perhatian lantaran akan memperlihatkan penampakan bulan purnama yang sedikit `berbeda`, mengapa demikian?
Blue Moon merupakan peristiwa bulan purnama yang dibilang berbeda karena bulan purnama yang muncul merupakan purnama kedua yang rupanya terjadi pada bulan yang sama. Mengingat peristiwa ini menggunakan istilah Blue Moon, bukan berarti penampakan bulan di langit akan menjadi berwarna biru, namun tidak menutup kemungkinan hal tersebut bisa terjadi.
Sebutan Blue Moon awalnya terjadi ketika salah seorang penulis ilmiah yang meneliti siklus fase bulan melakukan sebuah kesalahan. Awalnya, seorang folklorist di Memorial University of Newfoundland, Philip Hiscock, mengira bahwa Blue Moon merupakan sebuah `makhluk` dari cerita rakyat setempat.
Menurut informasi yang dilansir laman Space, Rabu (5/8/2015), Hiscock pun mencoba mencari dari mana istilah Blue Moon berasal. Pada jaman dulu, istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang bersifat takhayul atau tidak masuk akal.
Pada tahun 1946, kesalahan tersebut awalnya muncul dari seorang astronom yang bernama James Hugh Pruett (1866-1955) yang menulis sebuah artikel `Maine Farmers Almanac` (artikel yang mengungkap prediksi iklim dan data astronomi di Bumi) di majalah Sky & Telescope.
Di artikel tersebut, ia menjelaskan bahwa peristiwa Blue Moon diartikan sebagai bulan ketiga yang muncul dalam bentuk penuh di satu musim. Kemungkinan, dalam satu musim bisa saja muncul empat penampakan bulan purnama.
Hal ini membuat Hiscok dan seorang astronom yang bernama Donald W. Olson menyadari bahwa artikel yang ditulis Pruett tersebut keliru. Akhirnya, mereka meralat asumsi Pruett dengan menjelaskan bahwa Blue Moon seharusnya adalah bulan purnama kedua yang muncul pada periode bulan yang sama di kalender Bumi. Blue Moon pun terjadi sekitar setiap 2,7 tahun sekali.
Blue Moon yang muncul di wilayah Bumi terjadi setelah bulan purnama pertama muncul pada 1 Juli 2015 lalu. Namun demikian, banyak yang telah melihat fenomena langka tersebut dan mempertanyakan mengapa bulan yang muncul tidak berwarna biru total.
Biasanya tiap tahun, Bumi mengalami 12 kali purnama di setiap bulan. Tapi di beberapa kali kesempatan, Bumi mendapatkan purnama ekstra. Hal ini terjadi karena ketidaksinkronan antara rotasi Bulan dan Bumi. Bulan berotasi 29 hari, sementara Bumi 30 hari--kecuali Februari. Itulah yang menyebabkan purnama hadir dua kali dalam sebulan.
Para ilmuwan yang meneliti peristiwa ini menjelaskan, kemungkinan bulan dapat menjadi warna biru bisa saja terjadi jika memang terjadi kebakaran hutan atau letusan gunung berapi di Bumi. Karena peristiwa tersebut, asap atau abu naik ke atmosfer dan membuat penampakan bulan menjadi warna biru.
(jek/dew)
Fakta Ilmiah di Balik Peristiwa Blue Moon
Apakah Anda tahu peristiwa alam yang disebut Blue Moon? Simak penjelasan ilmiahnya berikut ini
diperbarui 05 Agu 2015, 07:16 WIBApakah Anda tahu peristiwa alam yang disebut Blue Moon? Simak penjelasan ilmiahnya berikut ini
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 Liga InternasionalHasil Liga Champions: 3 Wakil Italia Berjaya
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tips agar Bibir Tidak Hitam: Panduan Lengkap Merawat Bibir
Quick Count Pilgub Jakarta Charta Politika 97.50%: RIDO 39.35%, Dharma-Kun 10.60%, Pramono-Rano 50.05%
Cek Fakta: Hoaks Infografis Hasil Exit Poll Pilkada Jakarta 2024
PPN Naik Jadi 12% Tahun Depan, Frugal Living Jadi Solusi?
Nasib Tragis Ular Piton Dibakar Hidup-Hidup saat Tersangkut di Mesin, Picu Kemarahan
3 Calon Tampak Bersaing Ketat dalam Hitung Cepat Pilgub Sulut 2024
Dwi Andhika Sebut Kedekatan Chika Jessica dengan Istilah HTS: Hubungan Tanpa Stres
Langkah Nyata Upaya Mencetak Generasi Masa Depan Cerdas Indonesia
Hasil Quick Count Indikator Pilkada Jabar 92%: Acep-Gitalis 10%, Jeje-Ronal 9,22%, Syaikhu-Ilham 20,20%, Dedi-Erwan 60,58%
Alasan G-Dragon Populer dari Generasi ke Generasi, Bukan Cuma soal K-Pop!
Quick Count LSI Denny JA Pilkada Jakarta 98.29%: RIDO 39.18%, Dharma-Kun 10.68%, Pramono-Rano 50.14%
Arti Frugal Living yang Ramai Diperbincangkan Dampak Rencana Kenaikan PPN 12%