LPJ Diterima, KH Said Ucapkan Terima Kasih ke Muktamirin‎

‎Said mengatakan kepada para muktamirin bahwa pada 2010, saat dia baru terpilih, PBNU memiliki uang kas Rp 70 juta.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 04 Agu 2015, 05:57 WIB
Konferensi pers persiapan jelang Muktamar NU di Jakarta, Jumat (24/7/2015). Muktamar Nahdatul Ulama ke-33 akan berlangsung tanggal 1-5 Agustus 2015 di Jombang. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jombang - Setelah para kiai sepuh menyelesaikan permasalahan sidang pleno yang membahas tata tertib (Tatib), selanjutnya agenda yang dibahas Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) adalah mengenai Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj. ‎

‎Said mengatakan kepada para muktamirin bahwa pada 2010, saat dia baru terpilih, PBNU memiliki uang kas Rp 70 juta. "Kini, uang kas bertambah menjadi Rp 2 miliar," tutur Said, Jombang, Jawa Timur, Senin 3 Agustus 2015 malam.

Said menjelaskan, ‎seluruh agenda selama dirinya menjadi Ketua Umum PBNU, di antaranya membangun 24 universitas dan sekolah tinggi NU.  

"Kami berhasil membangun 24 universitas dan Sekolah Tinggi NU. Padahal rekomendasi Muktamar ke-32 hanya meminta membangun 5 universitas," imbuh Said.

Sementara, pimpinan sidang Muktamar NU Marsyudi Suhud ‎menanyakan kepada 34 pengurus wilayah dan 540 pengurus cabang NU.‎

"Apakah semua peserta menerima laporan pertanggungjawaban PBNU 2010-2015 ini?" tanya pimpinan sidang yang juga Sekretaris Jenderal PBNU 2010-2015 Marsyudi dalam sidang.‎

Sidang Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Ketua Umum PBNU periode 2014-2015 usai digelar dan berlangsung dengan lancar. Para muktamirin menerima LPJ Ketum KH Said Aqil Siradj.

Sidang LPJ yang digelar di Alun-alun Jombang, Jawa Timur, Senin 3 Agustus malam itu diikuti 34 pengurus wilayah dan 540 pengurus cabang NU. Seluruh peserta menyatakan menerima LPJ KH Said.

"Apakah semua peserta menerima laporan pertanggungjawaban PBNU 2010-2015 ini?" tanya pimpinan sidang yang juga Sekretaris Jenderal PBNU 2010-2015 Marsyudi Suhud dalam sidang.

"Menerima," jawab semua peserta.

KH Said mengucapkan terima kasih atas LPJ yang diterima tersebut. Namun, keputusan itu akan dimintai pandangan umum dari PWNU dan PCNU pada sidang pleno II.

"Terimakasih, jazakumullah khairan jaza," tutur Said.

Para muktamirin terlebih dahulu mendengarkan pemaparan laporan Aqil sebelum ketuk palu LPJ diterima. Dalam penjelasan itu, Aqil menyampaikan seluruh agendanya di antaranya berhasil membangun 24 Universitas dan Sekolah Tinggi NU. Padahal rekomendasi Muktamar ke-32 hanya meminta membangun 5 universitas.

Selain itu soal laporan keuangan, Aqil juga menjelaskan PBNU memiliki kas sebesar Rp 70 juta pada 2010 lalu, saat ia baru terpilih. Namun pada akhir jabatan 2015 ini, kas PBNU kini menjadi Rp 2 miliar.‎

Kegaduhan Muktamar

Said juga menyampaikan keprihatinannya terkait proses pelaksanaan Muktamar ke-33 NU, lantaran terjadi kegaduhan yang terjadi pada Minggu 2 Agustus 2015 malam. ‎

Dia mengatakan, kegaduhan muktamar terjadi saat rapat pleno Minggu sore kemarin yang membahas Pasal 14, tentang siapa yang memimpin sidang. Setelah terjadi deadlock beberapa jam, akhirnya melakukan lobi dengan masing-masing ketua wilayah.

"Hasil dari lobi itu alhamdulillah berakhir dengan baik hingga pasal 14 lolos seperti yang ada di tata tertib itu," tutur Said, Senin 3 Agustus 2015.

Namun, kata Siad, menginjak ke Pasal 19 tentang sistem pemilihan Rais Aam terjadi pro kontra antara Ahwa dan voting. Hal ini yang mengagetkan dirinya dan para kiai NU akibat terjadi kegaduhan yang tidak bisa ditolerir.

"Malah ada berita kan di running teks yang bunyinya Muktamar NU Ricuh‎, Muktamar Muhammadiyah Teduh. Ini kan sebuah pukulan besar bagi warga NU bukan hanya bagi PBNU," ujar Said.

Akhirnya, lanjut Said, rapat gabungan pun dilakukan antara para sesepuh NU dan Rais Syuriah wilayah dan Rais Syuriah PBNU, serta beberapa kiai sepuh non-struktural dan kiai pesantren.

"Waktunya kapan, tempatnya di mana, yang diharapkan hasil dari forum Rais Syuriah nanti ada keputusan yang sangat mengejutkan, sangat cool, damia, tentram. Bagaimana sistem pimilihan Rais Aam itu berhasil dan bermartabat dengan menjaga akhlakul karimah, menjaga akhlak yang mulia, menjaga kesantunan seperti muktamar-muktamar yang lalu," tegas Said.

Oleh karena itu, Said berterima kasih‎ kepada pejabat Rais Aam KH Mustafa Bisri yang telah menyampaikan pengarahan dalam rapat pleno. Sehingga tata tertib bisa selesai dengan keputusan sepakat.

"Masalahnya sudah mulai cool, sudah mulai coolling down, mudah-mudahan muktamar seterusnya bisa tenang dan damai seperti yang pleno tadi. Bahkan saya melihat sendiri beberapa kiai, Rais Syuriah juga menitikan air mata, bahkan sampai menangis karena gembiranya," ujar Said.

Said juga menegaskan peristiwa yang terjadi Minggu kemarim malam yang ‎berteriak-teriak itu sebenarnya bukan Rais Syuriah atau siapa lah. Padahal tema yang dibahas adalah tema proses pemilihan Rais Aam, jadi yang berteriak-teriak gaduh kemarin malam itu bukan Rais Syuriah cabang.

"Saya yakin, kiai-kiai rais-rais syuriah di seluruh cabang di Indonesia ini tidak seperti itu. Tidak seperti itu akhlaknya, tidak seperti itu bahasanya, tidak seperti itu sikapnya," ujar dia.

"Saya yakin, kiai-kiai rais syuriah dan ulama di cabang-cabang dan wilayah masih betul-betul komitmen dengan akhlakul karimah," pungkas Said. (Rmn/Def)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya