Liputan6.com, Jakarta Kaki gajah (Filariasis atau Elephantiasis) memang bukan penyakit yang mematikan. Tapi, penderita penyakit kaki gajah akan minder, hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
"Oleh karena itu, penyakit yang bersifat menahun ini harus mendapatkan pengobatan. Jika tidak dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin. Baik wanita maupun pria," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Prof dr Tjandra Yoga Aditama dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa (4/8/2015).
Advertisement
Penyakit kaki gajah, lanjut Tjandra Yoga, ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva, akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap darah orabg tersebut.
Lebih lanjut, kaki gajah dapat ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres yang membuat penularan penyakit ini sangat cepat.
"Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem lympa, berkembanglah menjadi penyakit kaki gajah tersebut," kata dia menambahkan.