Temui Menteri PAN-RB, Walikota Risma Curhat Kekurangan Dokter

Yuddy memastikan pihaknya tak akan tinggal diam dan akan menggandeng beberapa kementerian terkait demi memenuhi kekurangan tenaga dokter.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 04 Agu 2015, 16:23 WIB
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi (kiri) bersalaman dengan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini (kanan) di Kantor Kemenpan, Jakarta, Selasa (4/8/2015). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyambangi Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Tujuan walikota yang akrab disapa Risma ini tak lain untuk bertemu dengan Menteri PAN-RB Yuddy Crisnandi.

Diterima di ruangan kerjanya, Risma yang didampingi sejumlah stafnya mengungkapkan beberapa permasalahan yang sedang dihadapi Kota Surabaya, termasuk kurangnya tenaga dokter, khususnya dokter spesialis.

"Bu Risma sebagai Walikota Surabaya menyampaikan keluhan kurangnya dokter di Surabaya," ucap Yuddy di kantornya, Selasa (4/8/2015).

"Kurang bukan karena pemerintah tak mendukung. Minat dokter jadi pegawai negeri untuk mengisi formasi yang disediakan sangat minim," sambung dia.

Yuddy menjelaskan, untuk formasi dokter spesialis yang dibuka oleh pemerintah sama sekali tak ada peminatnya. Hal ini sangat disayangkan karena saat ini  masyarakat yang membutuhkan akses kesehatan semakin besar.

Menindaklanjuti itu, Yuddy memastikan pihaknya tak akan tinggal diam. Dia akan menggandeng beberapa kementerian terkait demi memenuhi kekurangan dokter tersebut.

"Kami dari Kementerian PAN-RB akan segera berkooridinasi dengan Menteri Kesehatan untuk melakukan rekrutmen tenaga medis, khususnya para dokter serta bidang dan jabatan fungsional medis lain agar bisa memenuhi kebutuhan di Surabaya," ucap politis Partai Hanura ini.

Selain soal kekurangan Dokter, Yuddy juga menyampaikan bahwa Risma menyebut wilayah Surabaya juga kekurangan tenaga guru, terutama pengajar sekolah dasar.

"Guru cukup banyak (kebutuhannya). Yang diperlukan pada 2015 sekitar 500-an guru, kalau ideal sesungguhnya 2.500. Kita aka sediakan bertahap," jelas dia. (Ado/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya