Liputan6.com, Moskow - Tak hanya pertanian Indonesia yang kerap diserang hama belalang. Kali ini, hal serupa terjadi di Rusia selatan. Hama yang melahap seluruh bidang tanaman menyebabkan pejabat setempat mengumumkan keadaan darurat di wilayah tersebut.
Sebuah wilayah yang luasnya sekitar 800 hektar diserbu kawanan serangga berukuran sekitar 8 cm. Mereka berkerumun dan memusnahkan tanaman di ladang jagung dan lainnya.
"Sudah lebih dari 30 tahun bagian dari selatan Rusia diserang wabah belalang," ucap pejabat setempat seperti dikutip dari CNN, Rabu (5/8/2015).
Para pejabat mengatakan sedikitnya 10% dari tanaman yang ada dalam kondisi hancur. Hama belalang ini sepertinya belum akan berakhir, bisa mengancam dan menghancurkan mata pencaharian petani lokal.
Serbuan jutaan belalang membuat salah satu petani lokal sedih dan kebingungan karena tak bisa memanen. Pyotr Stepanchenka mengabadikan kondisi ladang jagung di wilayah Stavropol, yang tanaman rusak akibat dimakan serangga.
"Lihat," kata Stepanchenka ke kamera. "Tak ada yang tersisa dari jagung ini. Belalang memakan semuanya, dari daun hingga bonggol."
Menurut siaran berita Rusia di televisi pemerintah, serangan wabah belalang terjadi akibat perubahan iklim, fenomena banjir baru-baru ini di tengah cuaca yang lebih tinggi dari suhu rata-rata.
Para pejabat dari Kementerian Pertanian Rusia telah mengumumkan keadaan darurat, tetapi mereka tak berdaya mencegah kehancuran akibat ulah para serangga.
"Kami sedang meningkatkan upaya untuk menyelamatkan panen dengan meningkatkan penyemprotan pestisida untuk tanaman," kata Kementerian Pertanian Rusia.
Tapi suhu musim panas yang tinggi, ungkap Kementerian Pertanian Rusia, mengurangi efektivitas pestisida kuat yang mereka gunakan.
Selain itu, para pejabat mengatakan kawanan belalang di Rusia selatan bergerak sangat cepat. Kadang-kadang terlalu cepat bagi pihak berwenang untuk menangkapya, dan hanya meninggalkan jejak kehancuran.
"Di Kalmikya, Astrakhan, Volgagrad, dan Dagestan, sudah tak ada lagi makanan yang tersisa untuk belalang. Sehingga mereka pindah ke sumber makanan lainnya," kata Tatiana Drishcheva dari sebuah organisasi pemerintah di bidang pertanian, Rusia Argricultural Center.
"Mereka tumbuh hampir 12 cm, menjadi seperti burung pipit kecil," tambah Drishcheva.
Beberapa warga frustrasi menghadapi kehancuran, mereka mati-matian berusaha menahan serbuan hama belalang dengan berbagai cara. Tapi semua itu sia-sia.
Advertisement
(Tnt/Ein)