Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) pesimistis terhadap target pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun ini sebesar 5,2 persen. Pasalnya untuk mencapai itu, pemerintah harus bekerja keras agar realisasi ekonomi di semester II bertumbuh 5,7 persen.
Kepala BPS Suryamin mengaku, peluang Indonesia mencetak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi di kuartal III dan IV masih terbuka dengan catatan ada peningkatan pertumbuhan dari sumber konsumsi dan belanja pemerintah.
"Peluang masih ada, tapi kita tidak bisa sebut berapa. Yang penting pemerintah harus berupaya mempercepat penyerapan anggaran negara, memanfaatkan pelemahan kurs rupiah untuk menggenjot ekspor," ujar dia di kantornya, Jakarta, Rabu (5/8/2015).
Suryamin menyebut, pemerintah harus memacu belanja modal yang baru terserap 9,74 persen dari anggaran Rp 275,8 triliun pada semester I 2015. Angka ini meningkat Rp 115 triliun dari anggaran belanja modal tahun lalu Rp 160,8 triliun.
Penyerapan belanja pemerintah, sambung dia, dapat mengerek investasi sehingga meningkatkan produktivitas. "Belanja modal ini kan untuk baru untuk menyelesaikan pembangunan tol Cipali, berbagai proyek yang sudah di groundbreaking, tol laut dan lainnya," jelasnya.
Sementara konsumsi rumah tangga di kuartal III, dikatakan Suryamin bisa meningkat karena pembayaran gaji ke-13 dan momen lebaran pada Juli ini. Sedangkan tahun lalu, pencairan gaji ke-13 dibayarkan bulan Juni.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto mengaku pesimistis terhadap target pertumbuhan ekonomi pemerintah 5,2 persen. Apalagi untuk mewujudkannya, ekonomi Indonesia harus bertumbuh 5,7 persen di semester II untuk menutup perlambatan ekonomi di semester I yang hanya 4,7 persen.
"Berat 5,2 persen di akhir tahun dan agak susah kalau harus 5,7 persen di semester II kecuali ada keajaiban," ujarnya.
Lebih jauh tambah Suhariyanto, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan bisa mencapai 5 persen karena ada Lebaran, di samping penyaluran bansos dan penyerapan belanja pegawai yang sudah baik. Perbaikan, sambungnya, tinggal menggenjot belanja barang dan belanja modal.
"Pertumbuhan konsumsi 5 persen bisa tercapai, karena prilaku masyarakat Indonesia pasti belanja menjelang Lebaran, kan punya duit. Yang penting inflasi tetap terjaga, kalau bisa di handle 3 bulan ke depan, akan meningkatkan daya beli," pungkas Suhariyanto. (Fik/Ndw)
BPS Prediksi Ekonomi RI Tumbuh di Bawah Target
BPS pesimistis terhadap target pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun ini sebesar 5,2 persen.
diperbarui 05 Agu 2015, 18:04 WIBIlustrasi pertumbuhan Ekonomi
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 Ramadan UpdateDahulukan Makan atau Sholat Dulu? Ini Jawaban Gus Baha
5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jembatan Putus, Puluhan Siswa di Sukabumi Nekat Menerjang Arus Sungai Menuju Sekolah
Virus HMPV Ditemukan di Tanah Air, Calon Pandemi Baru?
Pilih Patrick Kluivert Latih Timnas Indonesia, Erick Thohir Sebut Zinedine Zidane dan Real Madrid
Dinkes DKI Sebut Kasus ISPA oleh HMPV di Jakarta Sudah Ada Sejak 2022
Mengenal Pia Saronde, Kuliner Khas Gorontalo yang Kaya Rasa dan Budaya
Ini 3 Waktu Puasa di Bulan Rajab yang Wajib Dicoba Minimal Sekali Seumur Hidup
Kasus Investasi Bodong, Eks Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Ditahan KPK
350 Caption untuk Suami Simple yang Menyentuh Hati
Dana BOS Hilang Misterius, Gaji Honorer SDN 56 Kota Gorontalo Tertunda
30 Saksi Sudah Diperiksa, Kasus Korupsi PIP Universitas Bandung Masih Pemberkasan
9 Anggota Polres Jakarta Barat Dipecat, Buntut Kasus Perzinahan hingga Narkoba
Aktivitas Transportasi Udara Saat Nataru 2024/2025 Meningkat, Bandara Kualanamu Layani 468.967 Penumpang