Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meyakini hilirisasi industri kelapa sawit mampu mendorong harga komoditas yang saat ini kurang menggembirakan.
Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kemenperin, Pranata MT menerangkan pemerintah sendiri telah mencanangkan program nasional hilirisasi sejak 2010. Road map tersebut ditetapkan melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 13 Tahun 2010 dan pelaksanaannya ditetapkan oleh Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional.
Advertisement
"Kerja sama semua pihak pemangku kepentingan industri, khususnya industri hilir kelapa sawit diharapkan akan turut menyukseskan pelaksanaan program nasional tersebut," kata dia Jakarta, Kamis (6/8/2015).
Untuk mendukung hilirisasi tersebut pemerintah juga telah memberlakukan kebijakan pengenaan bea keluar progresif atas crude palm oil (CPO) dan turunannya. Serta telah mendorong perluasan investasi baru dengan adanya fasilitas tax allowance dan tax holiday.
"Perkembangan harga komoditas sawit saat ini terus melemah. Seyogyanya disikapi dengan upaya pengolahan lebih lanjut menjadi berbagai produk turunan yang lebih tinggi," ujar Pranata.
Tak sekadar itu, pemerintah juga melakukan promosi investasi. Di antaranya, dengan menawarkan beberapa klaster yang ditawarkan bagi calon investor seperti Sei Mangke Sumatera Utara, Dumai dan Kuala Enok Riau, dan Malot Kalimantan Timur.
"Di masa depan lokasi klester industri turunan kelapa sawit akan diperluas untuk Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Papua," tambah dia.
Dengan program hilirisasi itu, dia mengungkapkan produk turunan kelapa sawit tumbuh pesat. "Dari 54 produk tahun 2011 menjadi 154 pada 2014," kata dia. (Amd/Ahm)