Liputan6.com, New York - Puerto Rico sedang meraih hati orang kaya dari daratan Amerika Serikat (AS) dengan pemotongan pajak perusahaan, pajak pendapatan, dan keuntungan lainya.
Sejauh ini program tersebut berjalan lancar. Sekitar 250 orang dengan kekayaan bersih US$ 1 juta telah pindah ke Puerto Rico sejak regulasi tersebut diperkenalkan pada 2012. Miliarder John Paulson memboyong kekayaannya menuju Puerto Rico.
Advertisement
Namun, masalah terbesar Puerto Riko adalah kekurangan basis pajak karena ribuan warganya berangkat menuju Florida, Texas untuk mencari penghidupan lebih baik. Menyambut kedatangan orang kaya dari daratan Amerika Serikat dengan keringanan pajak, bertentangan dengan salah satu kebutuhan negara yaitu pajak. Namun, ada yang mengatakan pajak rendah dapat membuat Puerto Rico menjadi Singapura berikutnya.
Salah satu contoh yang memanfaatkan keringanan pajak yaitu CEO Pacific Capital Peter Schiff. Ia memindahkan perusahaan aset manajemennya dari Newport Beach, California Ke San Juan pada 2013. Schiff telah membeli sebuah rumah di kompleks Ritz Carlton di luar San Juan dan tidak masalah baginya.
Ia berencana pindah ke Puerto Rico setelah anaknya lulus dari sekolah tinggi. Seperti diketahui, individu harus tinggal di Puerto Rico selama 183 hari per tahun untuk memenuhi syarat keringanan pajak.
Perusahaannya sudah menikmati keuntungan finansial, membayar pajak penghasilan badan usaha sebesar 4 persen. Di California, perusahaan Schiff harus membayar pajak penghasilan badan usaha sekitar 35 persen. Dia mengatakan, keringanan pajak mendorongnya menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan sesuai dengan yang Puerto Rico inginkan.
"Saya menyimpan banyak uang," kata Schiff. "Ini hal yang paling dekat untuk melepaskan kewarganegaraan AS Anda tanpa benar-benar melakukannya. Kau masih orang Amerika, Anda hanya keluar dari cengkraman IRS," tambah Schiff.
Pajak rendah di Puerto Rico bagaikan surga bagi orang kaya dan bisnis mereka, sehingga mereka akan menginvestasikan uangnya di sana.
Saat ini Puerto Rico sedang membutuhkan uang, sebab memiliki utang sekitar US$ 70 miliar. Pada Senin kemarin negara dengan ibu kota San Juan ini gagal melakukan pembayaran kecil atas sebagian besar utangnya, kepada para pemegang obligasi.
Pemerintah Puerto Rico akan menyajikan proposal restrukturisasi kepada kreditor pada akhir Agustus. Untuk saat ini, gagal bayar utang tidak menggangu bisnis bisnis para konglongmerat di Puerto Rico. "Katakanlah Anda ingin memulai bisnis. Mulailah di Puerto Rico. Mengapa mulai di tempat lain?" tambah Schiff. (Ilh/Ahm)