Liputan6.com, Garut - Kata-kata terakhir Hayriantira masih membekas di ingatan Indah. Terlebih, ketidakjelasan keberadaan Asisten Presiden Direktur (Presdir) PT XL Axiata itu sempat membuat mantan ibu mertuanya tersebut kebingungan.
Sebab, Ryan -- sapaan akrab Haryantira -- menitipkan 2 anak laki-lakinya sebelum menghilang. Wanita berusia 37 tahun itu diketahui pernah membina rumah tangga dengan Dian Wijayana (37). Dari pernikahan 8 tahun, mereka dikaruniai 2 buah hati bernama Rayan dan Rafa, masing-masing 8 dan 6 tahun.
Advertisement
"Saya mencari-cari Mbak Ryan saat dia menghilang. Saya hubungi nomor handphone-nya tapi tidak aktif. Saya pikir, mungkin ganti nomor. Soalnya Mbak Ryan ini titipin 2 anaknya, cucu saya Rayan dan Rafa sebelum pergi," ucap Indah, mantan ibu mertua Ryan, di rumahnya, Depok, Jawa Barat, Kamis 6 Agustus 2015.
"Ibu, Ryan titip anak-anak ya. Ryan mau pergi," ujar Indah menirukan kata-kata terakhir Ryan.
Indah sesekali tertunduk. Seakan mengumpulkan tenaga dan ketegaran untuk berbagi cerita tentang Ryan. Mantan ayah mertua Ryan, Eko (73), menggenggam pelan Indah.
Indah lalu menceritakan Ryan dan Dian sudah pisah ranjang sejak awal 2014. Ryan mengontrak sebuah rumah di Griya Tugu Asri Depok, bersama 2 anaknya. Dian pulang ke rumah orangtuanya.
"Resminya (bercerai) September di Pengadilan Agama Depok atau sebulan sebelum Mbak Ryan hilang. Hak asuh anak diserahkan hakim ke Mbak Ryan. Tapi anak saya rutin datang ke kontrakan Mbak Ryan," ujar Indah.
Misteri Terkuak
Keluarga Ryan mencari keberadaan janda 2 anak itu sejak November 2014. Namun, baru pada April 2015, orangtuanya melaporkan kehilangan secara resmi. Janda cantik itu ternyata tewas di tangan kekasihnya, Andy Wahyudi (sebelumnya ditulis Andy Kurniawan--Red.).
"Hari ini Polda Metro Jaya berhasil mengungkap kasus pembunuhan terhadap korban Hairyantira. Di mana korban telah menghilang dari rumahnya dan keluarganya mencari sejak November 2014. April 2015, orangtuanya melaporkan kehilangan secara resmi," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti, di Mapolda Metro Jaya, Rabu 5 Agustus 2015.
Krishna mengatakan tim penyidik mengonstruksi kronologi hilangnya Ryan dan mengumpulkan keterangan dari keluarga serta teman-teman korban. Langkah itu diambil setelah pihak keluarga membuat laporan orang hilang ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya pada 14 April 2015.
Dari keterangan itulah polisi mengantongi nama Andy yang diketahui memiliki hubungan asmara dengan Ryan. Polisi dan keluarga pun mencari identitas lelaki 38 tahun tersebut dan mendapat informasi bahwa ia pegawai perusahaan alat kesehatan di Jatibening, Bekasi, Jawa Barat.
"Akhirnya didapat alamat tersangka di Duren Sawit, Jakarta Timur. Dan kami bergerak ke rumahnya," ujar Krishna.
Di rumah Andy, lanjut dia, terparkir mobil Honda Mobilio milik Ryan. Namun Andy berdalih mobil itu ditahannya lantaran Ryan berutang.
Kepemilikan Mobil Diusut
Demi mengungkap fakta-fakta sebenarnya tentang hilangnya ibu 2 anak ini, polisi menelusuri data kendaraan Ryan dan rekam jejak kendaraan itu hingga sampai ke tangan Andy. Dari informasi yang terkumpul, Ryan diketahui membeli mobil di Depok, Jawa Barat.
"Dan kita mendapati di showroom bahwa pelaku mengajukan surat balik nama dan menyatakan dia punya surat kuasa saat mengambil BPKB mobil korban. Akhirnya kita sita surat itu dan kita coba teliti menggunakan laboratorium forensik," papar Krishna.
Hasil forensik keluar pada 28 Mei 2015, menyatakan tanda tangan korban bukanlah hasil guratan tangan, melainkan hasil scanning dari komputer. Bukti itulah yang semakin menguatkan dugaan polisi, Andy dalang di balik hilangnya Ryan.
"Dan tanda tangan korban diduga kuat palsu dan tidak identik dengan tanda tangan korban. Dan saat itu juga kita beritahu pihak showroom. Mereka langsung melaporkan pemalsuan dokumen ini pada 5 Juli 2015," imbuh Krishna.
Polisi kemudian memburu Andy atas dugaan pemalsuan dokumen, namun pria berkulit putih ini baru berhasil diringkus pada 9 Juli 2015 di rumahnya.
Bujukan Keluarga Korban
Selama dibui, polisi terus mencecar Andy dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai hubungannya dengan Ryan dan hilangnya Ryan. Andy berkeras hati tidak mengakui perbuatannya. Polisi pun tidak bisa memaksakan Andy mengakui perbuatannya.
"Akhirnya dengan kesabaran dan pengorbanan, ibu korban rajin mengunjungi tersangka di sel dan tersangka akhirnya mengakui perbuatannya," ujar Krisna.
Kepada polisi Andy mengaku menghabisi nyawa Ryan dengan cara membekap mulut dan hidung korban lalu menenggelamkannya ke dalam bak mandi di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat pada 30 Oktober tahun lalu.
Pengakuan Tersangka
Pengakuan Andy sesuai dengan keterangan Kapolres Garut AKBP Arif Rahman yang mengatakan kepada Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti, bahwa jasad perempuan ditemukan mengambang di bak mandi berisikan air panas di Hotel Cipaganti pada 31 Oktober 2014. Posisi jasad tersebut telungkup dan tidak berbusana.
"Setelah tersangka (Andy) mengakui perbuatannya, saya kontak Kapolres Garut dan tanyakan apakah akhir Oktober (2014) ada penemuan mayat. Dan Kapolres mengatakan benar, ada. Ditemukan di hotel dan mengambang di bak mandi kamar hotel yang diisi air panas," terang Krishna di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 5 Agustus 2015.
Krishna menjelaskan, saat anggota Reskrim Polres Garut melakukan penyisiran di lokasi terbunuhnya janda beranak 2 itu, tidak ditemukan kartu tanda pengenal atau petunjuk identitas lainnya. Alhasil, wanita berkulit bersih itu disemayamkan di RSUD Garut dr Slamet, Garut, Jawa Barat dengan identitas "Miss X".
"Saat dievakuasi dari TKP (tempat kejadian perkara), anggota tidak menemukan identitasnya. Jadi korban dinyatakan mayat tanpa identitas atau sebagai 'Miss X'," ujar Krishna.
Polres Garut juga memberikan rekaman CCTV atau kamera pemantau di hotel yang memperlihatkan tersangka Andy meninggalkan hotel dengan mobil Honda Mobilio silver milik Ryan. Sehingga Miss X yang ditemukan 8 bulan lalu oleh Polsek Garut diduga kuat adalah Ryan.
"Ada juga rekaman CCTV hotel yang menunjukkan tersangka keluar hotel dengan mobil korban," kata Krishna.
Dihubungi secara terpisah, Kapolres Garut AKBP Arif Rahman menambahkan, jenazah Ryan sudah membengkak sehingga sulit dikenali saat dimakamkan. Karena tidak ada laporan kehilangan orang selama berminggu-minggu di wilayah Garut, akhirnya Ryan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) dekat RSUD.
"Karena belum ada keluarga yang datang, akhirnya kita makamkan sebagai "Miss X" di TPU dekat rumah sakit," tandas Arif.
Reka Ulang Ricuh
Sementara itu, rekonstruksi pembunuhan Ryan berlangsung pada Kamis 6 Agustus 2015 di Garut, Jawa Barat. 6 Anggota keluarga Ryan sudah menanti di hotel untuk menyaksikan jalannya proses hukum atas kasus yang menimpa saudara mereka.
Suasana tegang pun tak terelakkan. Saat keluarga mengetahui tersangka Andy Wahyudi (38) ada di dalam bus milik Polda Metro Jaya, seorang pria hendak menghampiri Andy dan melayangkan bogem mentah.
Sikap emosional tersebut lalu segera diredakan oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk anggota keluarga lainnya. Namun pria tersebut tak bisa mengendalikan emosinya, sehingga berulang kali mencoba menyerang tersangka Andy.
"Lihat boleh, tapi harus tenang. Sebab kalau ada batu yang sampai terlempar ke arah pelaku, maka itu jadi masalah baru untuk keluarga," imbau Kapolres Garut, AKBP Arief Rachman, yang mendampingi tim Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direskrimum Polda Metro Jaya di lokasi rekonstruksi, Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat, Kamis 6 Agustus 2015.
Demi menciptakan suasana kondusif saat rekonstruksi berlangsung, polisi akhirnya mengarahkan keluarga untuk tidak melihat reka adegan Andy membunuh Ryan. "Sudah, keluarga korban, tolong dibawa saja ke ruangan kamar lain. Nanti biar lihat di televisi saja rekonstruksinya," pungkas AKBP Arief Rachman.
Rencananya pada Jumat 7 Agustus 2015, tim Subdit Jatanras Direskrimum Polda Metro Jaya akan membongkar makam Ryan. Serta, mengambil sampel DNA-nya. Sampel asam deoksiribonukleat Ryan akan dicocokkan dengan sampel DNA ibunda Ryan.
Sejauh ini polisi sudah mengantongi 2 alat bukti kasus pembunuhan janda 2 anak itu. Pertama adalah keterangan tersangka Andy Wahyudi, kekasih sekaligus pelaku. Kedua adalah bukti rekaman CCTV hotel yang menunjukkan seorang pria keluar dengan mobil milik Ryan pada hari di mana Andy mengaku membunuh Ryan.
Hanya saja, motif pembunuhan Ryan belum sepenuhnya terang benderang. Apakah motif pribadi atau ada motif lain? (Ans/Rmn)
Advertisement